“Teman-teman Saya ini setiap siang datang karena dapat makan siang. Malam datang karena dapat makan malam. Lama-lama itu besar pasak daripada tiang. Lama-lama bangkrut,” cerita Chairul Tanjung.

Namun, Chairul Tanjung tak merasa kecewa ketika usaha yang didirikan bersama teman-temannya itu harus bangkrut begitu saja. Kegagalan dalam berbisnis saat menjadi mahasiswa, dianggapnya sebagai bagian dari proses belajar. 

Baca Juga: Belajar dari Kesuksesan Chairul Tanjung: Si Anak Singkong yang Pantang Menyerah dan Penuh Inovasi

Termasuk, belajar mencari rekanan atau partner bisnis. Di mana menurutnya, ketika menemukan perbedaan pendapat, yang dicari adalah persamaannya bukan justru perbedaannya.

“Jadi, ini adalah sebuah keniscayaan. Nanti, Anda akan sadar. Tapi, ini proses belajar, it's oke. Nggak harus Anda sukses di era mahasiswa. Kegagalan di era mahasiswa adalah sebuah learning process, jangan kecewa,” tutur Chairul Tanjung.

“Kalau ada teman yang  berbeda pendapat, ajak duduk bersama-sama dan cari persamaannya, jangan cari perbedaannya,” tukasnya.