Bos Kopi Tuku, Andanu Prasetyo mempunyai prinsip berbeda dari pembisnis lain. Pria plontos itu tak mau terburu-buru menjual merek dagang atau franchise Kopi Tuku yang ia bangun beberapa tahun silam. Pun demikian jebolan Universitas Prasetiya Mulya itu tak ngotot mengejar investor.
Pelan tapi pasti, Andanu merintis bisnisnya berlahan secara bertahap. Sebagai pembisnis ia memang menargetkan investor dan membuka franchise.
Baca Juga: Andanu Prasetyo Ungkap Cara Kopi Tuku Jaga Standar Kualitas di Setiap Outlet
Tetapi lebih dari itu, ia ingin melibatkan banyak pihak di lingkup bisnis yang geluti. Baginya berbisnis kopi bukan semata-mata hanya mengejar investor, tetapi industrinya mesti ditata dari bawah, termasuk melibatkan petani kopi Nusantara.
“Aku belum bisa franchise, belum bisa ada investor masuk atau IPO. Sesederhana karena aku berharap banyak bisa berkontribusi juga, bukan cuma membesarkan Tuku, tapi membesarkan industri. Nah, untuk itu aku bisa memprioritaskan industri atau petani di hulu, aku harus membuat pergerakan bisnis itu rata,” kata Andanu dalam wawancara bersama Olenka.id ditulis Selasa (1/10/2024).
Bagi Andanu, Kopi Tuku harus bisa memberi manfaat kepada masyarakat, orientasi bisnisnya bukan semata-mata hanya mengejar profit belaka.
Atas dasar itu, Andanu memilih menahan diri untuk tak mengejar investor. Sebab jika sudah ada yang berinvestasi, maka prioritas utama akan berubah haluan, mereka hanya fokus meraup keuntungan sebesar-besarnya tanpa mau melihat industri kopi itu sendiri.
“Bukan cuma hanya untuk ekspansi atau pertumbuhan semata-mata. Sementara kalau aku ada investor, aku harus ada IPO, aku harus mengedepankan hal-hal tersebut. Jadi, daripada aku harus menjadi kuat-kuat tidak fokus di dua hal, aku harus membangun industri, membangun hulu, tapi juga harus menyenangkan para investorku,” tegasnya.
Andanu mengatakan, menata industri kopi dengan menggandeng para petani-petani kopi nusantara adalah hal hal paling fundamental, ini tak bisa diabaikan oleh mereka yang bergelut di bisnis kopi, sayangnya prinsip bisnis seperti ini jarang ditemukan di lapangan, yang ada mereka justru berlomba mengejar keuntungan bersama para investor.
Menurut Andanu, apabila masalah di hulu sudah teratasi, maka bisnis kopi akan terus menggeliat sebab dalam lingkaran industri, petani dan pembisnis kopi saling terkoneksi satu dengan yang lainnya, mereka sama-sama punya timbal balik dan memberi manfaat.
Baca Juga: Dari Megawati Sampai Gibran Ini Deretan Anak Presiden yang Terjun ke Dunia Politik
“Soalnya pada saat nanti aku, yuk kita ngebut sekarang, atau yuk kita sudah waktunya membuka opportunity lain, aku akan menggandeng teman-teman investor atau melalui IPO untuk bisa membuka semua Tetangga Tuku (sebutan untuk penggemar Kopi Tuku) yang kira-kira juga berharap bisa men-support,” tutupnya.