Ilmu di Balik Pilihan yang Sama Setiap Hari
Psikolog menyebut fenomena ini sebagai decision fatigue atau kelelahan keputusan. Setiap hari, kita membuat ribuan keputusan kecil, mulai dari jam bangun, sarapan apa, hingga pakaian apa yang dikenakan.
Seiring waktu, kemampuan otak untuk membuat keputusan menurun. Ibarat baterai ponsel yang menipis, semakin banyak pilihan yang kita buat, semakin lelah mental kita.
Dengan menyederhanakan hal-hal kecil seperti pilihan pakaian, beban kognitif berkurang. Energi mental yang seharusnya habis untuk memutuskan hal sepele bisa dialihkan ke keputusan yang lebih penting.
Filosofi ini ternyata juga dianut tokoh besar lain selain Zuckerberg, yakniSteve Jobs yang selalu tampil dengan turtleneck hitam, jeans biru, dan sneakers. Kemudian, Barack Obama yang kerap mengenakan setelan biru atau abu-abu untuk mengurangi distraksi. Serta, Albert Einstein yang selalu membeli beberapa setelan serupa agar tak perlu pusing memikirkan gaya.
Mereka memahami satu hal, yaitu terlalu banyak pilihan justru membebani pikiran. Dengan kesederhanaan, mereka bisa menjaga fokus pada hal-hal penting.
Nah, Growthmates, kalau kita tarik benang merah dari kisah Mark Zuckerberg, Steve Jobs, Barack Obama, hingga Albert Einstein, ternyata ada satu hal sederhana yang bisa kita terapkan dalam hidup sehari-hari.
1. Ciptakan ‘seragam pribadi’
Pilih gaya yang serbaguna, nyaman, dan sesuai dengan aktivitas sehari-hari. Tidak harus satu baju yang sama, tapi bisa berupa pola atau warna netral yang mudah dipadukan.
2. Investasi pada kualitas, bukan kuantitas
Dengan jumlah pakaian lebih sedikit, kita bisa memilih bahan dan potongan yang lebih baik. Hasilnya: tetap terlihat rapi tanpa harus pusing memilih.
3. Bangun merek pribadi lewat konsistensi
Tampilan yang sederhana dan berulang bisa menciptakan identitas visual yang kuat. Orang akan lebih mudah mengingat kita karena konsistensi tersebut.
Baca Juga: Mengenal Aurora Sri Rahayu, Perempuan di Balik Ayam Goreng Legendaris Jogja ‘Olive Fried Chicken’