Dalam dunia bisnis, nama Bill Gates termasyhur dan dikenal sebagai pendiri Microsoft Corporation. Keberhasilannya itu yang juga membawa Gates dikenal sebagai orang terkaya nomor riga di dunia menurut Bloomberg Billionaires Index.

Sebagai pengusaha termasyhur, Gates acap kali menghabiskan banyak uang bahkan waktu untuk mencoba membantu memecahkan berbagai masalah di dunia ini. Belum lama ini, Gates mengungkap kekhawatiran dan kebingungannya akan sebuah masalah.

Menukil dari laman CNBC Make It, Gates mengatakan bahwa ada satu masalah besar yang menjadi kekhawatirannya tak dapat dipecahkan oleh anak muda saat ini. Masalah besar tersebut tak lain berkaitan dengan misinformasi.

"Misinformasi adalah salah satu hal yang membuat saya, sedikit, harus mengulur waktu dan berkata, 'Baiklah, kita serahkan masalah ini kepada generasi muda'," ujar Gates kepada CNBC Make It seperti dikutip, Senin (9/9/2024).

Baca Juga: Satu-satunya Orang Indonesia yang Tanda Tangani Giving Pledge Bill Gates, Bukti Kesungguhan Dato Sri Tahir pada Dunia Filantropi

Kemajuan teknologi seperti adanya chatbot kecerdasan umum buatan saat ini, memudahkan pembuatan dan penyebaran berita bohong dengan cepat. Kondisi tersebut kerap membuat misinformasi umum terjadi.

Dalam survei Forum Ekonomi Dunia pada Januari, misinformasi yang dihasilkan AI disebut sebagai risiko global teratas dalam dua tahun ke depan. Dalam survei yang dilakukan Pew Research Center pada 2023 lalu mencatat, 55 persen warga Amerika mengatakan pemerintah AS dan perusahaan harus bertindak membatasi informasi palsu secara daring.

Gates, yang menjadi subjek berbagai teori konspirasi, kemungkinan besar lebih sering diisukan dengan misinformasi daripada yang ia kira. Namun, percakapan dengan putrinya, Phoebe, semakin membuka mata Gates tentang keseriusan masalah tersebut.

"Mendengarkan putri saya bercerita tentang pelecehan yang dialaminya di dunia maya, dan bagaimana teman-temannya juga mengalami hal yang sama, membuat saya menyadari hal tersebut dengan cara yang belum pernah saya bayangkan sebelumnya,” kata Gates.

Tahun lalu, Phoebe Gates berbicara tentang apa yang disebutnya “kesalahpahaman dan teori konspirasi” tentang keluarganya dan hubungannya sendiri dalam sebuah wawancara dengan The Information , termasuk komentar daring yang rasis tentang salah satu mantan pacarnya, yang berkulit hitam.

Gates mengaku, merasa bersalah kepada sang putri karena tidak memiliki solusi praktis untuk memperlambat penyebaran misinformasi tersebut.

Baca Juga: Bill Gates dan 4 Miliarder Dunia dengan Kebiasaan Makan yang Unik dan Sederhana, Seperti Apa?

Diakui Gates, saat mulai mendirikan Microsoft, ia sempat mengira bahwa kebanyakan orang akan menggunakan komputer dengan internet untuk tujuan yang produktif dan bertanggung jawab. Namun, ketika ia mulai mengerjakan serial dokumenternya, Gates masih menyimpan sebagian 'kenaifannya' akan orang-orang yang menginginkan informasi yang benar ketika ia menyediakan informasi tersebut.

Sebaliknya, ketika berbicara dengan para ahli misinformasi, hal ini membantu Gates menyadari bahwa ia juga memiliki dorongan untuk mencari informasi yang mengonfirmasi keyakinan yang dipegang sebelumnya.

“Saya pun akan berkubang. Misalnya ada politisi yang tidak saya sukai, dan ada beberapa artikel daring yang mengkritiknya sedikit. Saya seperti, ‘Wah, itu kritik yang bagus [dan] saya senang membacanya, meskipun dibesar-besarkan'," kata Gates. 

Lebih lanjut, Gates mengatakan, ia tidak sepenuhnya yakin bagaimana cara menghentikan penyebaran misinformasi. Dia peka terhadap argumen tandingan bahwa pembatasan informasi apa pun secara daring dapat membahayakan hak kebebasan berbicara, tetapi setuju bahwa beberapa jenis aturan perlu ditetapkan, katanya. Oleh siapa, dia tidak sepenuhnya yakin, imbuhnya.

Adapun taktik umum untuk meredam misinformasi dan disinformasi, meliputi program literasi internet dan moderasi konten oleh platform media sosial. Beberapa perusahaan teknologi telah menarik kembali upaya tersebut, yang hanya menyentuh permukaan masalah, menurut para peneliti yang mempelajari disinformasi.

Eksekutif Google Beth Goldberg mengatakan kepada Make It, teknologi dapat membantu, dengan para peneliti mengembangkan alat AI untuk mengidentifikasi misinformasi dan ujaran negatif daring.

Baca Juga: 4 Nasihat Terbaik dari Bill Gates Buat Anak Muda yang Ingin Sukses

Namun, sifat perlombaan teknologi — seseorang menciptakan solusi, orang lain mencari cara untuk mengatasinya — berarti “itu tidak akan menjadi kesuksesan yang sempurna,” tulis Gates dalam sebuah posting blog tahun lalu.

"Masalah ini juga tidak akan hilang. Informasi palsu sudah terlalu mudah menyebar ke miliaran orang yang aktif menggunakan internet," kata Gates.

“Dan, jika Anda mengetahuinya sehari kemudian, bahaya sudah terjadi,” tukas Gates.