Jahja pun mengakui bahwa ia tak segan menunjukkan perhatian kepada timnya di BCA, bahkan lewat hal-hal kecil. Mulai dari memberi ucapan selamat ulang tahun, hingga turut menyampaikan empati saat ada yang tengah berduka atau jatuh sakit. Bagi Jahja, perhatian seperti itu bukan sekadar formalitas, tapi wujud kedekatan yang mempererat hubungan dalam tim.
“Pada waktu COVID-19 itu banyak yang saya bantu cariin rumah sakit, kirimin vitamin, kirimin obat, kasih referensi dokter mana yang terbaik. Ini kan bukan tugas saya sebenarnya. Tetapi ketika saya melakukannya, maka orang akan lihat, Wah saya juga menjaga kehidupan pribadi daripada karyawan-karyawan kita,” cerita Jahja.
“Dan message saya ke cabang, ke wilayah juga begitu. Tolong kalau ada di cabang wilayah yang sakit, yang menghadapi kedukaan, tolong kita bantu nomor satu. Instruksi saya ya kalau misalnya contoh ada bencana alam, nomor satu karyawan, selamatkan. Kedua baru inventarisasi gedung,” tambahya.
Baca Juga: Prinsip Jahja Setiaatmadja: Seorang Pemimpin Harus Walk The Talk
Jahja menekankan pentingnya mendahulukan kemanusiaan ketimbang prosedur kaku. Bahan, hal tersebut juga berlaku bagi nasabah. Misalnya, saat nasabah mengalami musibah seperti kebakaran, bank tidak seharusnya langsung fokus pada penarikan jaminan atau inventarisasi aset. Sebaliknya, perlu dilihat rekam jejak nasabah, jikalau memiliki performa yang baik, tak ada salahnya membantu mereka untuk bertahan, misalnya dengan menawarkan kredit baru untuk proses pemulihan.
Menurut Jahja, ketika bank hadir di masa sulit mereka, nasabah akan mengingat kebaikan itu. Intinya, empati dan penghargaan terhadap orang lain adalah kunci membangun relasi jangka panjang dan kepercayaan.
“Orang kebakaran banyak di asuransi. Tapi nggak akan dalam seminggu dua minggu itu keluar. Perlu bisa sembilan bulan, bisa setahun. Karena ada adjuster segala macam, mereka perlu duit untuk recovery. Kalau kita bantu, dia nggak akan lupa sama. Jadi filosofi kayak gini sangat membantu untuk kita di appreciate, dan kita harus juga meng-appreciate orang,” tukasnya.