Dokter Inggrid Tania, Pakar Herbal Nasional sekaligus Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI), menegaskan bahwa kopi sejatinya juga termasuk dalam kategori herbal.
“Kopi itu sebetulnya termasuk herbal juga ya. Artinya kalau kita jadikan sebagai minuman, nah itu juga sebetulnya minuman herbal,” tutur Dokter Inggrid, saat ditemui Olenka, di Jakarta, belum lama ini.
Meski dikenal memiliki berbagai manfaat untuk tubuh, Dokter Inggrid mengingatkan pentingnya memahami batas aman konsumsi.
“Apapun itu, walaupun itu herbal yang punya banyak manfaat untuk tubuh kita, tetap kita harus tahu seberapa batas amannya dalam kita mengonsumsi,” katanya.
Menurutnya, konsumsi kopi idealnya tidak berlebihan.
“Minuman kopi itu biasanya maksimal kita hanya bisa minum 4 gelas per hari, itu maksimalnya. Tetapi yang lebih dianjurkan sebetulnya 1–2 gelas per hari,” jelasnya.
Baca Juga: Mitos atau Fakta: Benarkah Minyak Sawit Tingkatkan Risiko Penyakit Jantung?
Selain jumlah konsumsi, cara menikmati kopi juga menentukan manfaatnya bagi tubuh.Dokter Inggrid punmenyarankan untuk tidak menambahkan pemanis maupun creamer.
“Akan lebih baik kalau kita mengonsumsi kopi tanpa gula, jadi tanpa tambahan gula. Dan saya juga menyarankan tanpa tambahan creamer karena pada creamer itu juga kadang-kadang mengandung trans fat,” bebernya.
Ia menjelaskan, dalam proses pembuatan creamer seringkali dihasilkan lemak trans yang dapat berdampak negatif bagi kesehatan. Karena itu, menikmati kopi dalam bentuk murni menjadi pilihan terbaik.
Lebih lanjut, Dokter Inggrid juga memberikan tips agar kopi menjadi lebih bermanfaat.
“Kalau mau konsumsi kopi maka saya sarankan kopi murni atau bisa juga kopinya kalau mau tambah manfaatnya dicampur dengan rempah-rempah. Seperti misalnya kita bikin kopi jahe atau kita boleh tambahkan kayu manis, juga tambahkan kapulaga,” tuturnya.
Menurutnya, dengan paduan rempah-rempah tersebut, kopi bukan hanya menjadi minuman penyemangat, tetapi juga dapat memberikan efek positif tambahan bagi kesehatan tubuh.
“Itu tentu akan memberikan manfaat yang lebih optimal,” pungkasnya.
Baca Juga: Dari Kompetisi ke Inovasi, Peran Latte Art dalam Profesionalisasi Industri Kopi Indonesia