Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) mengungkap cara Indonesia dapat keluar dari zona middle income trap atau jebakan kelas menengah dan skenario mencapai target pertumbuhan ekonomi 8%.
Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas, Amalia Adininggar Widyasanti, mengatakan bahwa agar Indonesia dapat keluar dari zona middle income trap, pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai berkisar antara 6%-7% dalam rata-rata 20 tahun ke depan.
Baca Juga: Mengenal Doom Spending, Tren yang Menjangkit Gen Z dan Sebagian Milenial
“Kalau kita ingin Indonesia keluar dari middle income trap sebelum merayakan 100 tahun kemerdekaan, maka ekonomi Indonesia harus tumbuh minimal 6-7%, rata-rata 20 tahun ke depan,” ujarnya dalam Seminar Nasional dengan tema Urgensi Industrialisasi dalam Mencapai Target Pertumbuhan 8%, Rabu 16 Oktober 2024.
Target tersebut telah masuk dalam Rencana Jangka Panjang Nasional (RPJM). Amalia menambahkan, jika pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat mencapai 6%, maka pada tahun 2041 Indonesia dapat keluar dari zona middle Income trap. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6% dengan rata-rata 20 tahun ke depan, di dalam RPJM, maka untuk lima tahun pertama Indonesia harus mencapai pertumbuhan ekonomi antara 5,6% hingga 6,1%.
Selain itu, Bappenas mengusulkan dua skenario untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8% sebagaimana yang telah ditargetkan oleh presiden terpilih. Skenario pertama dilakukan dengan bertahap, dengan 5,7 persen di tahun pertama (2025), 6,4% di tahun kedua (2026), 7% di tahun ketiga (2027), 7,5% di tahun keempat (2028), dan 8% di tahun terakhir (2029).
“Skenario pertama untuk pertumbuhan ekonomi untuk 8%. Jadi dilakukan secara bertahap, dari 5,7% (2025), 6,4% (2026), 7% (2027), 7,5% (2028), dan 8% di ujung (2029),” paparnya.
Pada skenario kedua, terdapat usulan dari tim presiden terpilih, Prabowo-Gibran, yang ingin adanya akselerasi pada tahun ketiga dan keempat masa jabatannya. Tepatnya, dengan 6,8% di tahun pertama (2025), 7,6% di tahun kedua (2026), 8,3% di tahun ketiga (2027), 8% di tahun keempat (2028), dan 7,8% di tahun terakhir (2029).
“Pada skenario kedua, percepatan 8,3% di tahun ketiga, lalu 8% di tahun keempat. Sehingga, rata-rata selama 5 tahun menjabat beliau mengharapkan pertumbuhan 7,7%,” tambahnya.