Indonesia dikenal sebagai produsen minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) terbesar di dunia, berdasarkan data Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) pada tahun 2023. Hal itu menjadikan kelapa sawit sebagai komoditas yang menyokong ekonomi negara.
Posisi strategis kelapa sawit dalam ekonomi global diperkuat dengan pernyataan Presiden Prabowo Subianto dalam Musyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) RPJMN 2025-2029 di Jakarta, Senin (30/12/2024). Dari lawatannya ke banyak negara, Prabowo mengaku mendapat permintaan terkait sawit Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Produk Turunan Kelapa Sawit
"Saya keliling luar negeri, banyak negara terlalu berharap ke Indonesia. Saya sampai ngeri sendiri, terutama mereka sangat membutuhkan kelapa sawit kita. Kelapa sawit jadi bahan strategis, bayangkan," tutur Prabowo.
Oleh karena itu, Ketua Umum Partai Gerindra itu meminta kepala daerah untuk menjaga pekebunan sawit, bahkan memperluas area perkebunan. Catatan Kementerian Pertanian (Kementan) menunjukkan jika luas perkebunan sawit di Indonesia mencapai 16,38 juta hektare pada tahun 2021 dengan produksi CPO mencapai 46,8 juta ton.
"Jadi, para bupati, gubernur, tentara, polisi, jagalah kebun kelapa sawit kita! Itu aset negara. Ke depan, kita harus tambah tanam kelapa sawit," tegas Prabowo.
Singgung Deforestasi
Prabowo juga menyinggung isu deforestasi yang selama ini dialamatkan ke tanaman sawit. Sebagaimana diketahui, kebijakan European Union on Deforestation-free Regulation (EUDR) atau UU Antideforestasi menjadi salah satu tantangan bagi ekspor sawit Indonesia. UU tersebut mengharuskan segala produk yang masuk ke Uni Eropa bebas dari deforestasi dan tidak memengaruhi kelestarian hutan dengan sejumlah komoditas yang dinilai menyebabkan deforestasi, di antaranya, ialah sawit, kopi, daging, kayu, kakao, kedelai, dan karet.
"Kita harus tambah tanam kelapa sawit, tidak perlu takut membahayakan, deforestasi. Namanya kelapa sawit kan pohon, ada daunnya. Dia menyerap karbondioksida. Gimana? Kita dituduh yang mboten-mboten saja," ujar Prabowo.
Menurutnya, saat ini Uni Eropa tengah kebingungan karena UU yang mereka buat. Diketahui, Uni Eropa sepakat untuk menunda UU Antideforestasi atau EUDR selama 1 tahun ke depan sehingga rantai pasokan komoditas global mulai dari kopi hingga daging sapi punya lebih banyak waktu untuk bersiap-siap.
"Eropa kan mau batasi, sekarang bingung sekali. Terima kasih, kami tidak jual ke Anda! Mereka panik sendiri, nanti industri mereka kacau. Bikin cokelat itu dari kelapa sawit, juga deterjen dan kosmetik. Bingung sendiri mereka," pungkasnya.
Berdasarkan hasil analisis Auriga Nusantara, deforestasi Indonesia pada tahun 2023 mencapai 257.384 hektare. Menurut sebuah studi yang diterbitkan pada Selasa, 8 Oktober 2024, penebangan hutan di Indonesia dan Bolivia menjadi sorotan khusus. Melansir CNA, hutan seluas hampir wilayah Irlandia hilang sepanjang 2023, menurut dua lusin organisasi penelitian, LSM, dan kelompok advokasi dengan 6,37 juta hektare pohon tercatat ditebang dan dibakar.