Disaster Management Center (DMC) Dompet Dhuafa merespons cepat banjir yang terjadi di Pulau Sumatera mulai dari Aceh, Sumatera Utara, hingga Sumatera Barat. DMC Dompet Dhuafa mengaktivasi simpul cabang yang tersebar di tiga provinsi tersebut.

Di Aceh, DMC membantu dukungan logistik Dapur Umum dan sedang mengupayakan tembus ke wilayah Pidie Jaya. Di Sumatera Utara, DMC turut serta dalam aksi bersih-bersih material lumpur yang mengganggu jalur transportasi dan pemukiman warga. Sementara di Sumatera Barat, DMC turut serta dalam aksi evakuasi warga terdampak, membuka Dapur Umum dan Pos Hangat, serta melakukan aksi bersih material lumpur yang mengganggu aktivitas warga.

Baca Juga: Cegah Banjir, Menteri Nusron Perintahkan Penertiban Bangunan Liar di Bantaran Sungai

“Kami turut berduka atas bencana yang melanda di beberapa wilayah Pulau Sumatera. Kami mengimbau masyarakat untuk tetap siaga dan waspada. Saat ini kami telah berkoordinasi dan mengerahkan simpul relawan cabang-cabang Dompet Dhuafa,” ujar Kepala DMC Dompet Dhuafa, Shofa Qudus, melalui pesan singkat pada Jumat (28/11/2025).

Banjir Aceh

Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) melaporkan kondisi banjir di 16 Kabupaten/Kota (Pidie, Aceh Besar, Pidie Jaya, Aceh Tamiang,Aceh Tenggara, Aceh Barat, Subulussalam,Bireuen, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Singkil, Aceh Utara,  dan Aceh Selatan) di Provinsi Aceh.

Selama periode 18 November 2025 pukul 07.00 WIB hingga 27 November 2025 pukul 16.00 WIB terdampak pada rumah milik 33.817 KK/119.988 Jiwa dan 6.998 KK/20.759 Jiwa mengungsi.

Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA), Fadmi Ridwan, mengatakan, penetapan status tersebut dikeluarkan oleh masing-masing kepala daerah berdasarkan kondisi terkini yang melanda wilayah setempat.  "Kabupaten yang telah menetapkan status darurat bencana hidrometeorologi ialah Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, Singkil, Aceh Barat Daya (Abdya), Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Aceh Barat," kata Fadmi sebagaimana keterangan resmi yang dipublikasi BPBA (27/11/2025).

Banjir Sumatera Utara

Banjir yang melanda Sumatera Utara membuat 47 orang meninggal dunia. Selain itu, bencana hidrometeorologi juga melanda 13 daerah tingkat kabupaten/kota di Sumatera Utara (Sumut) dalam beberapa hari terakhir.

"Hingga hari ini total ditemukan ada 123 korban, di antaranya 47 korban meninggal dunia," ujar Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumut Tuahta Ramajaya Saragih sebagaimana diberitakan oleh Antara (28/11/2025).

"Adapun jumlah pengungsi dilaporkan di empat kabupaten, yakni 776 KK (kepala keluarga) di Mandailing Natal, 3.000 jiwa di Tapanuli Selatan, 240 KK di Padangsidimpuan, 19 KK di Tapanuli Utara," lanjutnya.

Banjir Kota Padang

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang mencatat telah terjadi pohon tumbang di 13 lokasi, tanah longsor di 6 lokasi, banjir di 18 lokasi, serta banjir bandang di 1 lokasi yang tersebar pada 11 kecamatan. Total masyarakat terdampak mencapai 27.138 jiwa atau 10.811 KK.

Adapun fasilitas yang terdampak adalah rumah rusak berat sebanyak 2 unit; rumah rusak sedang 61 unit; rumah rusak ringan 17 unit; 1 unit mushalla mengalami kerusakan berat; 2 petak sawah rusak berat akibat terendam dan terbawa arus; jalan putus sepanjang 60 meter yang berdampak pada akses transportasi warga; kerusakan 8 intake PDAM, sehingga berdampak pada layanan air bersih; dan sebanyak 100.000 pelanggan PDAM tidak mendapat suplai air bersih akibat tersumbatnya seluruh intake PDAM.

“Kami mengimbau masyarakat untuk segera melapor jika melihat tanda-tanda bahaya, seperti retakan tanah atau peningkatan tinggi muka air sungai. Pemerintah Kota Padang bersama BPBD dan seluruh unsur terkait terus bekerja maksimal sampai situasi kembali aman,” ujar Wali Kota Padang, Fadly Amrans sebagaimana dalam keterangan resmi BPBD Kota Padang (26/11/2025).

Banjir Kabupaten Padang Pariaman

Dilansir dari Republika (28/11/2025), banjir juga melanda wilayah Kabupaten Padang Pariaman yang berdampak pada 10.575 warga dari 3.450 rumah. Satu orang dilaporkan hilang ketika jembatan Koto Buruak di Nagari Lubuk Alung, Kecamatan Lubuk Alung ambruk. Banjir ini mempengaruhi 11 dari 17 kecamatan di Padang Pariaman.

Enam unit fasilitas ibadah dan satu unit fasilitas pendidikan terendam, sementara 17 rumah rusak, 13 rumah hanyut, dan tiga fasilitas pendidikan mengalami kerusakan. Ladang dan sawah petani turut terdampak.

Banjir Kota Solok

Banjir juga melanda Kota Solok yang membuat pemukiman warga tergenang. Banjir melanda Kecamatan Tanjung Harapan (Kelurahan Koto Panjang dan Nan Balimo) serta Kecamatan Lubuk Sikarah (Kelurahan Kampai Tabu Karambia, IX Korong, Aro IV Korong, Sinapa Piliang, VI Suku, dan Tanah Garam). 

Berdasarkan pendataan sementara, tercatat 598 kepala keluarga atau 3.362 jiwa terdampak, dengan 224 unit rumah terdampak.