Post election stress disorder (PESD) adalah kecemasan yang ditandai dengan perasaan putus asa atau ketakutan setelah berakhirnya pemilu, seperti dikutip dari laman Better Help, Kamis (15/2/2024). Kondisi mental ini perlu diwaspadai usai pemilu karena bisa menyerang para politisi yang berkontestasi dan juga para pendukungnya.
Gejala post election stress disorder (PESD) ini mirip dengan post traumatic stress disorder (PTSD) dan dapat berlangsung selama beberapa minggu, bulan, bahkan tahun.
Gejalanya bisa berupa berarti Penderitanya bisa merasa khawatir dengan apa yang dibicarakan dalam debat capres atau mengalami gangguan mental akibat berita seputar pemilu.
Stres ini juga bisa muncul ketika Anda takut ketinggalan berita terbaru atau ketika Anda mungkin mulai sering mengecek ponsel untuk mencari berita setiap jam.
Selain itu, gangguan ini juga bisa membuat Anda gelisah dan mudah tersinggung. Anda bahkan mungkin merasa cemas berada di dekat orang-orang tertentu yang Anda tahu memiliki pandangan politik berbeda, khawatir bahwa topik tertentu akan muncul.
Umumnya, post election stress disorder (PESD) sering kali terjadi setelah pemilu presiden, tapi bisa juga terjadi pada pemilu lainnya di mana seseorang merasa terikat secara emosional.
Menurut Survei Stres APA pada 2020, ada sebanyak 68 persen orang dewasa di Amerika Serikat melaporkan bahwa mereka merasa pemilihan presiden menyebabkan stres yang signifikan dalam hidup mereka.
Post election stress disorder (PESD) ini bukan penyakit mental yang didefinisikan dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM-5-TR). Namun, ini merupakan respons yang lazim terhadap pemilu.
Gimana, Growthmates? Apa kamu merasakan gejala di atas?