Direktur Ekonomi Digital Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengungkap pandangannya terkait kabar merger antara perusahaan Grab dan GoTo yang sempat menjadi sorotan beberapa waktu terakhir. Menurutnya, apabila merger dua perusahaan besar itu terealisasi hal tersebut akan memberikan dampak negatif bagi konsumen.
Nailul Huda menjelaskan, motif sebuah perusahaan melakukan merger di antaranya adalah efisiensi unit cost dan sisi untuk memperluas pangsa pasar. Ketika melihat dari efisiensi unit cost, hal ini bisa menurunkan harga ataupun biaya per unit layanan.
Dengan kata lain, biaya perjalanan bisa menjadi lebih murah. Namun, jika hal itu terjadi dan tidak adanya persaingan, justru yang akan memicu kerugian bagi konsumen. Karena ketika merger terealisasi, pilihan konsumen semakin terbatas untuk menikmati jasa layanan tertentu.
Baca Juga: Berkenalan dengan Ekonom sekaligus Pengamat Celios, Nailul Huda
“Termasuk hal-hal ini ketika Gojek dan Grab ingin melakukan merger, artinya masyarakat semakin sedikit pilihan untuk menggunakan transportasi online. Ini yang merugikan masyarakat karena tidak adanya persaingan di situ,” ujar Nailul Huda seperti Olenka kutip, Rabu (4/6/2025).
“Ketika tidak ada persaingan, itu otomatis sebenarnya dari sisi konsumen tidak bisa menjadi price setter. Artinya price setter ini adalah dan harga itu ditentukan oleh perusahaan seorang diri dan ini bisa mengarah kepada monopoli. Ini yang dilihat secara jangka menengah dan jangka panjang, ini akan merugikan konsumen karena konsumen ini tidak akan mempunyai daya tawar yang cukup tinggi,” tambahnya.
Begitu pula dengan pengemudi atau driver ojek online yang tentu semakin terbatas pilihannya untuk bisa menjadi pengemudi di sebuah platform.
Baca Juga: Cara GoTo Mengoptimalkan Potensi Karyawan Gen Z
Melihat Grab dan GoTo yang sama-sama memiliki pangsa pasar besar, Nailul merasa, ketika merger antara dua perusahaan itu terjadi justru akan mengakibatkan penguasaan pangsa pasar yang cukup besar di perusahaan hasil merger-nya.
“Ini yang tentu akan dilihat oleh pemerintah dalam balik ke APPO, yang pasti akan memberikan peringatan dan sebagainya ketika terjadi merger karena dapat mengakibatkan membawa dampak buruk bagi konsumen di jangka menengah dan jangka panjang,” imbuhnya.