Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa akhirnya meminta maaf pada masyarakat luas atas pernyataannya yang menyebut tuntutan 17+8 hanya datang dari sebagian masayrakat kecil.

Karena itu, pihaknya juga menyebut jika kondisi ekonomi Tanah Air yang tertekan saat ini bukan hanya dirasakan sebagian kecil, melainkan sebagian besar masyrakat.

"Bukan sebagian kecil. Maksudnya begini, ketika ekonomi agak tertekan, banyak masyarakat yang merasa susah, bukan sebagian kecil ya. Mungkin sebagian besar kalau sudah sampai turun ke jalan," ujarnya kepada wartawan.

Baca Juga: Eks Anak Buahnya Jadi Menkeu, Luhut Blak-blakan Soal Kinerja Purbaya

Baca Juga: Resmi Jabat Menkeu, Purbaya Minta Pencerahan Sri Mulyani Soal Pengelolaan Keuangan Negara

Lanjutnya, ia pun berjanji akan memulihkan situasi ekonomi Indonesia, dan bahkan dirinya juga berupaya akan menciptakan banyak lapangan kerja.

"Jadi kuncinya di situ. Seberapa cepat kita bisa memulihkan ekonomi, sehingga lapangan kerja semakin banyak. Itu yang kita kejar nanti ke depan. Jadi itu maksud saya kemarin. Kalau kemarin salah ngomong, saya minta maaf," pintanya.

Selain itu, ia juga mengaku akan banyak belajar dalam proses penyampaian ke publik, usai ucapannya yang menjadi viral sebelumnya.

"Kaget juga. Tapi kan ini proses edukasi ke publik. Ya nggak apa-apa, saya juga sama. Kalau saya salah, saya perbaiki," ucaoonya.

Sebelumnya, Purbaya merespons tuntutan 17+8 dengan sangat ketus. "Basically begini, itu kan suara sebagian kecil rakyat kita. Mungkin sebagian merasa terganggu, hidupnya masih kurang,"cetusnya.

Bahkan, ia mengaku optimististuntutan tersebut akan mereda seiring tercapainya target pertumbuhan ekonomi di atas lima persen.

"Saya akan ciptakan pertumbuhan ekonomi enam sampai tujuh persen, maka tuntutan itu akan hilang dengan sendirinya. Mereka akan lebih sibuk bekerja dan menikmati hasilnya daripada berdemo," ucapnya.