Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin ikut menyoroti mundurnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dari komisaris Pertamina.
Ahok memilih hengkang dari perusahaan pelat merah itu agar lebih fokus dan leluasa berjuang memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Menurut Ujang Komarudin, mundurnya Ahok dari Pertamina mengkonfirmasi bahwa PDI Perjuangan saat ini sedang mati-matian berusaha masuk putaran kedua Pilpres 2024. Bagi Ujang Komarudin, Ahok adalah peluru terakhir yang dilesatkan PDI Perjuangan untuk menggalang dukungan.
Baca Juga: Kampanye Akbar di GBK, Ganjar-Mahfud Berorasi di Hadapan 134 Ribu Relawan
Sebelumnya sejumlah simpatisan dan kader PDI Perjuangan telah ditarik dari barisan pemerintah Presiden Joko Widodo diantaranya Andi Widjajanto yang mundur dari jabatan Gubernur Lemhanas, Jaleswari Pramodhawardhani yang memilih hengkang dari Deputi V Kantor Staf Presiden (KSP) yang kemudian disusul Mahfud MD yang mundur dari posisi Menko Polhukam
“Kelihatannya Banteng sedang kerja keras untuk bisa katakanlah kalau ada putaran kedua bisa masuk putaran kedua, agar tidak tersalip oleh pasangan Anies-Imin,”kata Ujang Komarudin ketika dikonfirmasi Olenka.id Sabtu (3/2/2024).
Meski begitu, Ujang Komarudin mengatakan Ahok tak membawa dampak apapun pada elektoral Ganjar-Mahfud. Dia menyebut, pada Pilpres 2024 nama Ahok nyaris tak terdengar, itu menandakan bahwa pengaruh mantan Bupati Belitung Timur itu di dunia politik telah habis.
Menurut Ujang Komarudin, Ahok tidak bisa berbuat apa-apa tanpa Presiden Joko Widodo. Harus diakui Ahok dan Jokowi memang punya kedekatan personal sejak keduanya memimpin DKI Jakarta.
“Kalau saya melihatnya nggak ada pengaruhnya Ahok, nggak ada berita apa-apa nya juga kan, nggak ada dampaknya, jadi saya melihat tidak akan berpengaruh terhadap elektabilitas Ganjar-Mahfud. Kekuatan Ahok itu ada pada Jokowi,” ujarnya.
Ujang Komarudin kemudian menyorot keberadaan kelompok relawan Ahok atau Ahokers. Dia mengatakan, pada Pilpres kali ini relawan ini hampir tak pernah terdengar suaranya untuk mendukung Ahok.
Justru sebaliknya, Ahokers yang sekarang ini banyak tertampung di Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyatakan mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Sikap politik itu diambil lantaran PSI tegak lurus terhadap Jokowi.
Baca Juga: Puji Mahfud yang Mundur dari Menko Polhukam, Ganjar: Dia Telah Beri Contoh yang Baik
Baca Juga: Mundur dari Menko Polhukam, Mahfud MD Berupaya Melemahkan Pengaruh Jokowi di Pilpres 2024
“Ahokers itu pendukung Jokowi, orang-orangnya sekarang di PSI dan sekarang Ahokers nggak ada yang teriak-teriak dukung Ahok. Jadi pengaruh Ahok nggak besar nggak banyak, lihat aja pemberitaan soal pengaruh Ahok di Pilpres kali ini hampir nggak ada. Jadi dia mundur dari komisaris Pertamina, ya nggak ada dampaknya,” tegas Ujang
Sebagaimana diketahui, Ahok resmi mengundurkan diri dari
Komisaris PT Pertamina (Persero) Jumat (2/2/2024). Ahok mengaku mundur agar publik mengetahui arah dukungan politiknya pada Pilpres 2024.
"Dengan ini, saya menyatakan mendukung serta akan ikut mengkampanyekan pasangan calon presiden Ganjar Pranowo dan Mahfud MD. Hal ini agar tidak ada lagi kebingungan terkait arah politik saya," tegas Ahok dikutip dari akun Instagram pribadinya @basukibtp.
Dalam pernyataannya itu, Ahok juga mengunggah sebuah foto dirinya yang sedang memamerkan surat pengunduran diri yang telah ia bubuhi tanda tangan.
"Unggahan ini merupakan bukti tanda terima Surat Pengunduran Diri saya sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero) yang saya serahkan hari ini, 2 Februari 2024," katanya.