Ia pun berharap, keluarga khususnya orang tua, harus turut mendukung kebiasaan anak tersebut untuk bangun pagi.
Tak hanya anak, Mu'ti pun mengingatkan orang tua juga harus memberikan contoh nyata. Jika anak sudah bisa bangun lebih cepat, maka orang tua juga harus bangun lebih pagi.
“Kalau anak-anak bangun cepat maka orang tuanya juga harus bangun cepat. Jangan sampai anaknya bangun cepat, orang tuanya dibangunkan oleh anaknya,” tandasnya.
Sebagai informasi, generasi nokturnal sendiri adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan generasi muda yang memiliki kebiasaan tidur larut malam dan bangun siang. Ini berarti mereka lebih aktif di malam hari dibandingkan siang hari.
Dilansir dari National Sleep Foundation, saat kebiasaan tidur anak terlalu larut malam terjadi, hal ini dapat menimbulkan sejumlah risiko serius bagi kesehatan dan perkembangan mereka.
Adapun beberapa dampak buruk jika anak terbiasa tidur larut malam, diantaranya adalah gangguan pola tidur dan gangguan perilaku, gangguan kesehatan mental, risiko kegemukan dan gangguan metabolik,serta penurunan kinerja akademik.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami dampak negatif yang mungkin timbul akibat tidur terlambat pada anak-anak.
Baca Juga: Filosofi Genteng Kaca dalam Hidup Abdul Mu'ti, Perjuangan di Tengah Keterbatasan