2. Mengetahui apa yang harus dilepaskan

Menurut Huang, kunci sukses sering kali ada pada keputusan untuk tidak mengejar sesuatu. Fokus pada peluang terbesar lebih penting daripada mempertahankan setiap sumber pendapatan.

“Memutuskan apa yang harus dilepaskan adalah inti dari kesuksesan,” tegasnya.

3. Berpikir dari prinsip dasar

Huang mengajak untuk menanggalkan asumsi dan kembali ke prinsip-prinsip inti saat memecahkan masalah.

“Mengingat kondisi saat ini dan alat yang ada, bagaimana saya akan menemukan kembali semuanya?,” ujarnya.

Pendekatan ini membuka peluang solusi kreatif yang sering luput dari pesaing.

4. Mengubah kemunduran menjadi bahan bakar

Bagi Huang, kesulitan adalah bagian penting dari pertumbuhan. Ia memandang kegagalan bukan sebagai akhir, melainkan percepatan menuju kemajuan.

5. Terus mendorong batas kemungkinan

Bagi Huang, setiap terobosan adalah pintu ke peluang baru, sebuah pola pikir yang melahirkan inovasi transformatif.

6. Memimpin dengan inspirasi, bukan sekadar jabatan

“Kepemimpinan adalah tentang menginspirasi orang lain untuk bermimpi lebih banyak, belajar lebih banyak, berbuat lebih banyak, dan menjadi lebih baik,” bebernya.

Huang membangun budaya di mana ide bisa datang dari siapa saja, dan kolaborasi lebih diutamakan dibanding hierarki kaku.

7. Adil dan terlibat secara langsung

Huang secara pribadi meninjau kompensasi untuk 42.000 karyawan Nvidia setiap bulan. Hasilnya, sekitar 80% karyawan menjadi jutawan melalui penghargaan berbasis kinerja. Transparansi dan rasa keadilan ini memperkuat loyalitas tim.

Nah Growthmates, kisah Jensen Huang di atas menunjukkan bahwa kepemimpinan visioner bukan hanya soal strategi bisnis, tetapi juga keberanian menciptakan pasar baru, keteguhan dalam menghadapi tantangan, dan komitmen terhadap tim. Dengan pola pikir ini, Nvidia bukan sekadar sukses, ia mendefinisikan ulang masa depan industri teknologi.

Baca Juga: 4 Strategi Kepemimpinan dari CEO Perplexity: Saat Ketakutan Menjadi Senjata Sukses