Growthmates, sebagai seorang konsumen, kita hendaknya kita menjadi seorang konsumen yang tak hanya bisa menilai kualitas suatu barang atau jasa dengan baik, namun juga mampu berbelanja dengan bijaksana.

Hal ini juga berlaku untuk produk keuangan. Membeli saham individu langsung dari perusahaan, mungkin melalui rencana pembelian saham karyawan atau perusahaan pialang diskon bisa sangat murah.

Jika kamu memutuskan untuk membeli saham yang sama melalui penasihat keuangan, kemungkinan besar kamu harus membayar komisi atau biaya konsultasi, yang akan meningkatkan biaya dan berpotensi mengurangi keuntungan.

Demikian pula, memanfaatkan reksa dana atau portofolio terkelola sebagai cara untuk membeli investasi kamu akan menciptakan lapisan lain. Manajer dan perusahaan pengelola perlu menambahkan biaya untuk menutupi biaya gaji, pemasaran, dan infrastruktur. Ada juga produk investasi lain, seperti anuitas atau asuransi jiwa, dengan berbagai lapisan biaya dan pengeluaran yang sulit dipahami dan memengaruhi kinerja investasi yang mendasarinya.

Meng-hire penasihat keuangan atau menggunakan produk investasi seperti reksa dana, anuitas, atau portofolio terkelola sama sekali tidak salah. Ini semua adalah cara bagi investor untuk mencapai tujuan keuangan mereka, tetapi penting untuk membelinya dengan cerdas.

Pada akhirnya, harus ada nilai dalam produk dan hubungan tersebut. Sama seperti produk atau layanan lain yang akan kamu beli, kamu harus yakin bahwa manfaatnya lebih besar daripada biayanya. Nilai dapat berasal dari kinerja yang lebih baik, penghematan waktu, keahlian khusus, produk yang sulit diakses, dan banyak cara lainnya.

Dikutip dari Forbes, Kamis (12/12/2024), berikut adalah beberapa panduan yang dapat kamu gunakan untuk menjadi konsumen cerdas terhadap produk keuangan.

1. Beli produk untuk suatu tujuan

Setiap investasi harus sesuai dengan rencana keuangan kamu secara keseluruhan dan ditujukan untuk suatu tujuan. Sasaran jangka pendek kamu mungkin adalah menjaga uang tetap likuid dan aman, tetapi sasaran jangka panjangmu bisa jadi adalah pertumbuhan.

Sebagian orang membeli produk yang mereka anggap spekulatif dan bersedia mengambil risiko untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar, tetapi ini harus diserahkan pada aset yang tidak perlu kamu beli.

Baca Juga: 9 Tips Mengelola Uang di Usia 20-an