3. Nenbutsu
Mengucapkan mantra sederhana seperti "om" atau "namasté" – praktik "nenbutsu" – dapat memperkuat pikiran dan menghentikan pemikiran berlebihan. Suara yang berulang-ulang bertindak sebagai gelombang lembut, menghilangkan pikiran-pikiran yang mengganggu dan memusatkan perhatian pada momen saat ini. Baik diucapkan dengan suara keras atau tanpa suara, nenbutsu menawarkan jalur meditatif menuju kedamaian batin dan ketenangan mental.
4. Zazen
Latihan meditasi duduk, "zazen", melatih pikiran untuk hadir tanpa menghakimi. Hanya dengan mengamati pikiran kita dan melepaskannya, secara bertahap kita melemahkan kebiasaan berpikir berlebihan. Seperti menyaksikan awan melayang di langit, kita menyaksikan pikiran kita muncul dan larut, mendapatkan kembali rasa kendali atas lanskap mental kita.
5. Gaman
"Gaman" diterjemahkan menjadi "ketahanan" atau "ketekunan". Ini tentang menghadapi kesulitan dengan ketabahan dan ketahanan. Daripada memandang berpikir berlebihan sebagai musuh yang harus dikalahkan, kita bisa menganggapnya sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan ketenangan dan tekad.
Gaman memberdayakan kita untuk mengakui pola mental kita tanpa menyerah padanya, yang pada akhirnya mengembangkan kekuatan batin untuk menghadapi badai kehidupan yang tak terhindarkan.
6. Wabi-sabi
Estetika Jepang "wabi-sabi" merayakan keindahan ketidaksempurnaan dan ketidakkekalan. Filosofi ini meluas ke pikiran kita, mengajak kita untuk menerima pasang surut alami pikiran dan emosi, termasuk yang terkait dengan berpikir berlebihan.
Dengan menerima ketidaksempurnaan kita dan kefanaan pikiran yang melekat, kita melepaskan tekanan untuk mengendalikan hal-hal yang tidak dapat dikendalikan dan menemukan penerimaan pada saat ini.
Semoga informasinya bermanfaat, ya!
Baca Juga: 7 Tanda Ini Hanya Dimiliki oleh Orang yang Kuat Mental, Kamu Salah Satunya?