“Tentunya risiko yang terukur karena sepanjang risiko itu kita tidak hampiri, kita tidak ambil, kita tidak jalani, maka peluang tidak akan pernah menempel dengan kita,” ujar Pinpin.

Selanjutnya yang ketiga adalah seorang entrepreneur harus selalu mengembangkan inovasi. Dikatakan Pinpin, inovasi itu setidaknya bisa turun kepada 3 hal, yaitu pengembangan produk baru, pengembangan pelayanan, dan pengembangan model bisnis.

Dan yang keempat, sambung Pinpin, yaitu competitive aggressiveness. Jadi sebagai pelaku usaha kita harus punya semangat untuk menjadi unggul dan kompetitif.

“Selanjutnya adalah competitive aggressiveness, jadi secara agresif kita menjadi unggul. Gak apa-apa kita cuma tukang nasi goreng doang, tapi kita ramah, cepat, bersih, sehingga berbeda dengan tukang nasi goreng yang lain yang cuma jualan nasi goreng doang. Sehingga dengan poin tersebut, kita dengan sengaja unggul,” jelas Pinpin.

Dan yang kelima, kata Pinpin, adalah autonomy. Kata dia, seorang entrepreneur harus memiliki kebebasan ‘memimpikan’ apapun terlebih saat seorang investor datang.

““Nah pertanyaannya, ketika investor hadir, kebebasan memimpikan apapun itu bisa tetap hadir gak? Makanya seorang entrepreneur kalau hendak berjalan bersama investor, tanya di hati. Dia bisa jadi ‘kakak’ gw gak. Nah kalau memang feel itu ada, tes itu ada ya, ayo berjalan bersama sang investor itu,” pungkas Pinpin.

Baca Juga: Kiat Pinpin Bhaktiar Optimalkan Kekuatan Networking untuk Membangun Bisnis