Sahur adalah salah satu amalan sunnah yang dianjurkan Rasulullah SAW bagi kaum muslim yang tengah menjalankan ibadah puasa. Sahur memiliki peran penting dalam mempersiapkan tubuh agar lebih kuat dan siap menjalani puasa sepanjang hari. 

Berbagai menu sahur menjadi andalan setiap keluarga untuk disantap bersama sebelum menjalani ibadah puasa. Namun, tantangan yang sering muncul adalah rasa kantuk yang tak tertahankan setelah sahur. Berbaring di kasur dan melanjutkan tidur pun sering menjadi pilihan untuk menggantikan waktu istirahat yang dirasa kurang.

Sayangnya, melanjutkan tidur setelah sahur ternyata tak baik untuk tubuh. Ada banyak masalah kesehatan yang mengintai tubuh lewat kebiasaan tersebut. Salah satunya dapat mengganggu sistem pencernaan.

Saat tidur, tubuh lebih fokus pada proses istirahat dan pemulihan daripada mencerna makanan. Oleh karena itu, mengonsumsi makanan berat sebelum tidur, seperti setelah sahur, dapat mengganggu sistem pencernaan. 

Baca Juga: Kapan Waktu Terbaik untuk Olahraga Selama Puasa Ramadan? Simak Penjelasannya

Menu sahur umumnya terdiri dari makanan berat dan mengenyangkan, seperti nasi, lauk berlemak, atau makanan bersantan, yang memerlukan waktu lebih lama untuk dicerna. Jika seseorang langsung berbaring setelah sahur, proses pencernaan bisa melambat, menyebabkan ketidaknyamanan seperti kembung, refluks asam, atau gangguan pencernaan lainnya.

“Ukuran makanan itu penting. Makanan yang lebih besar umumnya lebih sulit diproses oleh sistem pencernaan, terutama dalam posisi berbaring,” ujar seorang ahli bedah gastroenterologi di iCliniq, Madathupalayam Madhankumar, MD, seperti dikutip dari laman VeryWell Health, Selasa (4/3/2025).

Termasuk masalah sistem pencernaan, berikut deretan risiko kesehatan yang bisa mengintai tubuh akibat tidur setelah sahur seperti dikutip dari berbagai sumber.

1. Sembelit dan Gangguan Pencernaan

Saat tubuh mencerna makanan, dibutuhkan waktu sekitar dua jam hingga lambung benar-benar kosong. Setelah itu, sisa makanan akan berpindah ke usus untuk dipadatkan menjadi feses sebelum akhirnya dikeluarkan. Namun, jika seseorang langsung tidur setelah sahur, proses pencernaan dapat melambat, membuat makanan bertahan lebih lama di dalam perut.

Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gangguan pencernaan, salah satunya adalah sembelit. Ketika makanan terlalu lama berada di usus, tubuh akan menyerap lebih banyak cairan dari feses, menyebabkan teksturnya menjadi kering dan padat. Akibatnya, feses menjadi lebih sulit dikeluarkan dan meningkatkan risiko sembelit. 

Selama bulan puasa, risiko ini semakin besar karena asupan cairan cenderung lebih sedikit dari biasanya, sehingga tubuh lebih rentan mengalami dehidrasi yang memperparah kondisi sembelit.

Baca Juga: Catat, Ini Tips dan Waktu yang Tepat untuk Minum Kopi saat Puasa!

2. GERD dan Gangguan Asam Lambung

Salah satu masalah paling umum yang terkait dengan tidur setelah makan adalah refluks asam, yang juga dikenal sebagai penyakit refluks gastroesofageal (GERD). 

Saat berbaring setelah makan, asam lambung menjadi lebih mudah naik kembali ke kerongkongan, yang menyebabkan sensasi terbakar di dada atau heartburn, yang sering kali disertai rasa asam di mulut.

Jika refluks asam terjadi secara terus-menerus, lapisan kerongkongan bisa mengalami iritasi dan peradangan, yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti esofagitis atau bahkan perubahan jaringan di kerongkongan. 

Oleh karena itu, memberi jeda waktu antara sahur dan tidur sangat penting untuk membantu sistem pencernaan bekerja lebih optimal serta mengurangi risiko gangguan kesehatan ini.

3. Lonjakan Gula Darah dan Memicu Obesitas

Setelah makan, terutama makanan yang mengandung banyak karbohidrat, kadar gula darah meningkat. Jika langsung berbaring dan tidur setelah makan, tubuh tidak memiliki kesempatan untuk membakar energi, yang menyebabkan kadar gula darah tetap tinggi. Seiring waktu, hal ini dapat menyebabkan resistensi insulin, prekursor diabetes tipe 2.

Selain itu, kebiasaan tidur setelah makan dapat menyebabkan berat badan naik. Saat tidur, metabolisme tubuh melambat, dan makanan yang dikonsumsi tidak dapat digunakan sebagai energi secara efisien. Seiring waktu, hal ini dapat mengakibatkan penyimpanan lemak, yang berujung pada obesitas. 

4. Meningkatkan Risiko Stroke

Menukil dari laman WebMD, sebuah penelitian menunjukkan bahwa makan terlalu dekat dengan waktu tidur dapat meningkatkan risiko penyakit refluks asam. Kondisi ini tidak hanya menyebabkan ketidaknyamanan tetapi juga dikaitkan dengan sleep apnea, gangguan pernapasan saat tidur yang menjadi salah satu faktor risiko stroke.

Senada dengan itu, Presiden American College of Cardiology, David Holmes, MD, yang juga profesor kedokteran di Mayo Clinic College of Medicine, menambahkan bahwa setelah makan, tubuh mengalami berbagai perubahan, termasuk fluktuasi kadar gula darah, kadar kolesterol, dan aliran darah. Perubahan sementara ini dapat berdampak pada kesehatan kardiovaskular dan berpotensi meningkatkan risiko stroke, terutama jika kebiasaan makan sebelum tidur terus berlanjut.

Baca Juga: Penyakit Stroke Bisa Dicegah dengan Menjaga Kebersihan Mulut? Simak Penjelasannya di Sini!

Alih-alih langsung tidur setelah sahur, ada banyak kegiatan bermanfaat yang bisa kamu lakukan. Misalnya, mencuci piring atau mengerjakan pekerjaan rumah lainnya agar rumah tetap rapi. 

Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkan waktu untuk tadarus Al-Qur’an sambil menunggu azan Subuh, berzikir, atau melaksanakan salat Subuh berjamaah di masjid. Kegiatan-kegiatan ini tidak hanya membuat tubuh tetap aktif, tetapi juga membawa manfaat spiritual yang dapat memperkuat ibadah selama bulan Ramadan.

Happy fasting and stay healthy, Growthmates!