Seiring bertambahnya usia, banyak pria mulai menghadapi masalah Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) atau pembesaran prostat.
Data Asosiasi Urologi Eropa dan survei kesehatan global menunjukkan prevalensi BPH melonjak dari 5–6% pada pria usia 40-an menjadi lebih dari 30% di usia 65 tahun ke atas.
Proses penuaan alami, perubahan hormonal, serta gaya hidup yang kurang sehat mempercepat terjadinya pembesaran prostat.
Gejala yang Perlu Diwaspadai
Prostat yang membesar dapat menimbulkan berbagai keluhan saluran kemih, seperti sering buang air kecil di malam hari, aliran urine yang lemah, hingga rasa kandung kemih tidak pernah kosong sepenuhnya.
Gejala tersebut bisa mengganggu aktivitas harian maupun kualitas tidur, sehingga penting untuk dipahami dan diantisipasi sejak dini.
Faktor Risiko Utama
Faktor utama yang memicu BPH adalah bertambahnya usia dan perubahan hormonal yang menyertainya. Namun, genetik juga memegang peran besar.
Pria yang memiliki riwayat keluarga dengan masalah prostat cenderung memiliki risiko lebih tinggi. Kondisi kesehatan lain seperti obesitas, diabetes, penyakit jantung, serta gaya hidup kurang aktif turut memperparah kemungkinan terjadinya pembesaran prostat.
Karena itu, semakin dini seseorang mengenali faktor risikonya, semakin besar peluang untuk melakukan pencegahan.
Baca Juga: Marcelino Lefrandt dan Primaya Hospital Ajak Pria Peduli Kesehatan Prostat
Langkah Pencegahan Alami
Pencegahan BPH tidak bisa dilakukan hanya ketika gejala muncul, melainkan harus dimulai sejak usia muda.
Gaya hidup sehat menjadi kunci utama. Aktivitas fisik yang teratur membantu menjaga sirkulasi darah sekaligus menyeimbangkan hormon.
Berat badan ideal yang diperoleh dari pola makan bergizi juga mampu menurunkan risiko peradangan dan resistensi insulin yang berkaitan dengan pembesaran prostat.
Mengurangi konsumsi kafein, alkohol, dan makanan pedas dapat meringankan gejala saluran kemih, sementara minum cukup air setiap hari menjaga kesehatan kandung kemih meski sebaiknya tidak berlebihan menjelang tidur.
Tak kalah penting, pengelolaan stres dan tidur yang cukup juga berperan besar dalam menjaga fungsi prostat.
Pola Makan yang Mendukung Kesehatan Prostat
Nutrisi yang baik juga menjadi bagian tak terpisahkan dari strategi pencegahan. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi buah, sayuran, dan biji-bijian utuh memberikan manfaat perlindungan alami bagi prostat.
Kandungan antioksidan dalam tomat, beri, dan sayuran berdaun hijau dapat melawan peradangan, sementara asam lemak omega-3 yang banyak terdapat dalam ikan dan kacang-kacangan mendukung metabolisme tubuh yang sehat.
Sebaliknya, makanan olahan dan lemak jenuh sebaiknya dibatasi karena berpotensi memperburuk kondisi.
Selain gaya hidup dan pola makan, pemeriksaan kesehatan prostat sejak usia 50 tahun sangat dianjurkan. Skrining melalui tes darah untuk Prostate-Specific Antigen (PSA) serta pemeriksaan fisik dapat membantu mendeteksi pembesaran prostat lebih awal.
Dengan begitu, dokter bisa memberikan pengobatan atau intervensi yang sesuai sebelum komplikasi serius muncul.
Sebagian besar kasus BPH masih bisa dikendalikan dengan pengobatan sederhana dan penyesuaian gaya hidup, terutama bila terdeteksi sejak tahap awal.
Baca Juga: 6 Tanda Ketidakseimbangan Hormon pada Pria yang Tak Boleh Diabaikan