Menjadi kaya raya sering dianggap identik dengan kemewahan dan sorotan publik. Namun, di Indonesia banyak konglomerat dan miliarder yang justru memilih hidup sederhana. Mereka tidak gemar memamerkan kekayaan atau sekarang yang dikenal dengan flexing, tampil apa adanya, dan justru dihormati karena kepribadian yang membumi.

Di tengah maraknya budaya flexing, deretan tokoh ini menunjukkan bahwa kesuksesan tidak perlu dipublikasikan lewat barang mahal. Berikut 15 konglomerat Indonesia yang anti-flexing, lengkap dengan gambaran profil dan kekayaan mereka yang terbaru:

1. Jusuf Hamka

Konglomerat jalan tol ini memiliki kekayaan sekitar Rp15 triliun pada 2025. Meski menguasai banyak ruas jalan tol melalui PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP), ia tetap memilih hidup sederhana—makan di warung pinggir jalan, memakai produk lokal, hingga memotong rambut di barbershop rumahan. Ia bahkan membuka warung nasi kuning Rp3.000 untuk masyarakat kecil, contoh nyata bahwa kekayaan tidak harus menjauhkan seseorang dari rakyat.

2. Grace Tahir

Sebagai Direktur Mayapada Healthcare sekaligus putri dari taipan Dato Sri Tahir, Grace berasal dari keluarga dengan kekayaan lebih dari Rp60 triliun. Namun, penampilannya selalu sederhana. Di media sosial, ia lebih sering berbagi edukasi kesehatan dan manajemen rumah sakit ketimbang memamerkan barang mewah.

Baca Juga: Sosok Oei Wie Gwan, Konglomerasi Pendiri Djarum Group

3. Michael Bambang Hartono

Pewaris Grup Djarum dan pemegang saham terbesar BCA ini memiliki kekayaan sekitar US$18,6 miliar atau Rp308 triliun pada 2025. Meski menyandang predikat sebagai salah satu orang terkaya Indonesia, Bambang Hartono tetap bergaya santai dan sering terlihat makan di warung kaki lima dengan kaos oblong dan celana pendek.

4. Martin B. Hartono

Sebagai CEO GDP Venture dan anak salah satu keluarga terkaya Indonesia, Martin memilih fokus pada dunia teknologi dan investasi digital. Ia jarang tampil di publik dan tidak pernah memamerkan kemewahan. Aktivitasnya di media sosial pun berisi foto panorama dan arsitektur, bukan koleksi barang mahal.

Baca Juga: Mengulik Sosok Caroline Riady: Generasi Ketiga Konglomerasi Lippo Group yang Pimpin Siloam Hospitals

5. Tom Liwafa

Pengusaha multi-bisnis ini dikenal sukses di bidang fashion, F&B, beauty, hingga penulisan buku. Meski asetnya bernilai miliaran rupiah, Tom tetap bergaya sederhana dan sering turun langsung mengurus usahanya. Ia juga tak sungkan makan lesehan atau nongkrong di pinggir jalan, persis seperti masyarakat kebanyakan.

6. Axton Salim

Sebagai bagian dari keluarga Salim Group dan penerus Indofood, Axton berada dalam lingkaran bisnis dengan total kekayaan keluarga yang diperkirakan mencapai Rp121 triliun pada 2025. Kendati begitu, ia menjalani kehidupan low profile. Ia lebih fokus pada isu pangan, inovasi produk, dan keberlanjutan, bukan kemewahan.

Baca Juga: Deretan Konglomerat yang Aktif di Dunia Pendidikan

7. Chairul Tanjung

Dengan kekayaan sekitar US$4,3 miliar atau Rp70 triliun pada 2025, pemilik CT Corp ini tetap setia pada karakter “Anak Singkong” yang merakyat. Meski menguasai bisnis besar seperti ritel, media, dan perbankan, Chairul Tanjung kerap menekankan pentingnya integritas dan kerja keras, bukan gaya hidup glamor.

8. Onny Hendro Adhiaksono

Dikenal sebagai pengusaha properti dan dijuluki “Sultan Jagakarsa”, Onny tetap menonjolkan sikap rendah hati. Meski memiliki aset dan bisnis besar, ia dikenal dekat dengan warga dan sering membantu masyarakat tanpa publikasi.

Baca Juga: Hamid Djojonegoro: Konglomerat Sejati Justru Tampil Sederhana

9. Martha Tilaar

Pendiri Martha Tilaar Group ini membangun bisnis kecantikan global dari garasi rumah pada tahun 1970. Kini perusahaannya memiliki omzet ratusan miliar rupiah, namun Martha tetap mempertahankan gaya hidup sederhana. Ia lebih fokus pada visi pemberdayaan perempuan dan perkembangan industri lokal.

10. Dato Sri Tahir

Pendiri Mayapada Group ini memiliki kekayaan sekitar US$4,5 miliar pada 2025. Meski menjadi salah satu filantropis terbesar di Asia, gaya hidupnya tetap sederhana. Ia lebih memilih menyoroti kegiatan sosial, beasiswa, dan bantuan kesehatan daripada memamerkan harta.

Baca Juga: Kerajaan Bisnis Indorama Group Milik Konglomerat Sri Prakash Lohia

11. Arman Wahyudi Hartono

Putra Budi Hartono ini merupakan salah satu eksekutif penting di Grup Djarum dan BCA. Meski berasal dari keluarga terkaya Indonesia, Arman memilih bekerja di balik layar dan jarang tampil di publik. Tidak ada catatan tentang dirinya hidup glamor atau memamerkan kekayaan.

12. Tommy Winata

Sebagai pendiri Artha Graha Group, Tommy Winata memiliki jaringan bisnis besar dari perbankan hingga infrastruktur. Namun ia dikenal menjalani kehidupan yang sederhana dan lebih aktif dalam kegiatan sosial serta konservasi lingkungan.

13. Prajogo Pangestu

Dengan kekayaan sekitar US$33,2 miliar atau Rp544 triliun pada 2025, Prajogo menyandang status sebagai orang terkaya Indonesia. Meski hartanya luar biasa besar, ia tetap rendah hati dan lebih memilih fokus mengembangkan industri petrokimia dan energi hijau daripada tampil di media.

Baca Juga: Deretan Perempuan Hebat di Balik Sosok Konglomerat Indonesia

14. Agoes Projosasmito

Sebagai investor senior yang memimpin berbagai perusahaan investasi, Agoes dikenal sebagai figur yang rendah hati. Ia menjaga privasi dengan ketat dan tidak pernah terlihat memamerkan gaya hidup mewah, meski memiliki pengaruh besar di sektor finansial.

15. Low Tuck Kwong

Pendiri PT Bayan Resources ini memiliki kekayaan sekitar US$24,5 miliar atau Rp409 triliun pada 2025. Meski menjadi salah satu miliarder paling berpengaruh di Asia, Low Tuck Kwong hidup tertutup dan sederhana. Ia lebih memilih bekerja dan mengembangkan bisnis energi daripada tampil dalam acara glamor.

Di era digital ketika flexing menjadi tren, para konglomerat ini membuktikan bahwa kekayaan tidak harus dipamerkan. Kesederhanaan, kontribusi sosial, dan etos kerja justru membuat mereka dihormati. Mereka menunjukkan bahwa karakter jauh lebih berharga daripada harta.