Fenomena penggunaan nama pendiri perempuan sebagai nama brand bukanlah hal baru di Indonesia. Justru, hal ini menunjukkan bagaimana sosok perempuan menjadi pusat dari lahirnya produk-produk legendaris yang kita kenal hingga kini. Nama mereka abadi dalam brand yang mereka bangun sendiri.
Tidak sedikit dari mereka yang memulai bisnis dari dapur rumah, menghadapi keterbatasan modal, atau bahkan sempat mengalami kebangkrutan. Namun, dengan tekad dan inovasi, mereka berhasil menciptakan merek yang tidak hanya bertahan, tapi juga menginspirasi generasi berikutnya.
Merangkum dari berbagai sumber, berikut adalah sepuluh brand ternama yang membawa nama pendiri perempuannya sebagai identitas utama:
1. Gudeg Yu Djum
Pertama, makanan khas Jogja legendaris. Siapa yang gak tahu Gudeg Yu Djum? Didirikan oleh Djuwariyah atau lebih dikenal sebagai Yu Djum pada tahun 1985, brand Gudeg Yu Djum bermula dari usaha kecil-kecilan yang ia jalankan dari rumah.
Baca Juga: Deretan Perempuan Ternama di Bisnis Kuliner
Mulanya, Yu Djum berjualan gudeg dengan cara menitipkannya di warung-warung dan mengantar ke pelanggan menggunakan becak. Seiring waktu, racikan gudegnya yang khas mulai dikenal dan digemari.
Warung pertamanya dibuka di kawasan Wijilan, Yogyakarta, dan menjadi cikal bakal ekspansi ke berbagai tempat di kota tersebut. Keunikan gudeg kering racikan Yu Djum, ditambah reputasi pelayanannya yang ramah dan bersahaja, membuat nama "Yu Djum" menjadi jaminan mutu gudeg otentik Jogja.
Kini, meskipun Yu Djum telah wafat, usahanya diteruskan oleh keluarganya dan tetap mempertahankan rasa dan tradisi. Nama Yu Djum pun bukan hanya sebuah brand, melainkan simbol dari semangat perempuan Jawa yang gigih, ulet, dan membumi.
2. Ayam Goreng Ny. Suharti
Selanjutnya, nama Nyonya Suharti pertama kali muncul sebagai restoran ayam goreng pada tahun 1972. Dengan mengusung resep ayam goreng kremes khas Jawa, Ny. Suharti memulai bisnisnya di Yogyakarta. Ayam goreng buatannya terkenal dengan rasa gurih dan kremesan renyah yang unik.
Kesuksesan brand ini tidak lepas dari kekuatan mereknya yang mencantumkan langsung nama pendirinya, yang memberi sentuhan personal dan kepercayaan kepada pelanggan. Dalam waktu singkat, waralaba Ayam Goreng Ny. Suharti berkembang ke berbagai kota besar di Indonesia.
Baca Juga: Mengenal Tujuh Sosok Perempuan Berdaya Pilihan ParagonCorp di Terang dari Hati
Meskipun kemudian terjadi konflik internal dan pemisahan bisnis antara Ny. Suharti dan mantan suaminya, nama Ny. Suharti tetap eksis dan bertahan sebagai brand kuliner yang melegenda. Sosoknya menjadi simbol perempuan yang tak hanya pandai memasak, tetapi juga cakap membangun kerajaan bisnis dari dapur rumahnya.
3. Nyonya Meneer
Selain bisnis kuliner, nama perempuan pendiri bisnis juga merambah ke sektor industri jamu. Nyonya Meneer, atau Lauw Ping Nio, adalah pelopor industri jamu di Indonesia. Ia memulai meracik jamu pada tahun 1919 untuk menyembuhkan suaminya yang sakit. Ketika racikannya terbukti manjur, permintaan pun berdatangan dan menjadi awal mula berdirinya pabrik Jamu Cap Potret Nyonya Meneer di Semarang.
Nama "Nyonya Meneer" dan wajahnya yang dicetak pada kemasan menjadi ciri khas produk yang dipercaya oleh masyarakat selama puluhan tahun. Jamu produksinya pun berkembang dari ramuan sederhana menjadi puluhan varian yang menyasar berbagai keluhan kesehatan.
Meskipun perusahaannya mengalami kebangkrutan pada 2017, warisan Nyonya Meneer tetap hidup dalam sejarah industri herbal Indonesia. Ia adalah simbol inovasi perempuan yang mampu menjadikan pengetahuan tradisional sebagai bisnis besar.
4. Martha Tilaar
Kemudian, Dr. Martha Tilaar adalah tokoh penting di balik kemajuan industri kecantikan berbasis lokal di Indonesia. Ia mendirikan Martha Salon pada tahun 1970 dan mengembangkan Sariayu sebagai brand kosmetik yang mengusung kekayaan budaya Nusantara. Tak hanya menjual produk, ia juga mengangkat filosofi kecantikan alami dan holistik dari Indonesia.
Dengan latar belakang pendidikan kecantikan di Amerika dan semangat untuk membangun bisnis berbasis nilai lokal, Martha Tilaar berhasil menjadikan perusahaannya sebagai salah satu konglomerasi kecantikan terbesar di Indonesia. Brand-brand lain seperti Belia, Caring Colours, dan Biokos juga lahir dari visinya.
Sosok Martha Tilaar adalah inspirasi tentang bagaimana perempuan bisa menggabungkan pengetahuan, budaya, dan entrepreneurship menjadi kekuatan bisnis yang tahan banting dan bernilai warisan.
5. Skin Dewi
Tak hanya Martha Tilaar, Skin Dewi juga merupakan merek kosmetik yang menyematkan nama pendirinya. Didirikan oleh Dewi Kauw pada tahun 2015, Skin Dewi lahir dari perjuangan pribadi mencari solusi atas masalah eksim yang diderita anaknya. Ketidakpuasan terhadap produk yang ada di pasaran membawanya untuk mendalami ilmu kosmetik organik di Eropa dan mulai meracik produknya sendiri.
Skin Dewi mengusung konsep skincare natural dan organik yang aman bagi kulit sensitif. Dengan pendekatan edukatif dan transparan terhadap bahan-bahan alami, brand ini membangun loyalitas pelanggan yang kuat dan tumbuh cepat di kalangan konsumen sadar kesehatan.
Kini, Skin Dewi dikenal sebagai pelopor skincare organik premium di Indonesia. Dewi Kauw membuktikan bahwa pengalaman pribadi bisa menjadi titik awal lahirnya inovasi besar, asalkan dikelola dengan ilmu dan ketulusan.
Baca Juga: 10 Perempuan Pebisnis Ternama di Industri Kecantikan Indonesia
6. RiaMiranda
Ria Miranda memulai brand fashion muslimah RiaMiranda pada tahun 2009, bermula dari kecintaannya pada desain feminin dan nilai-nilai Islami. Ia dikenal dengan motif pastel, lembut, dan penuh makna, yang membedakan dirinya dari brand busana muslimah lainnya.
Tak hanya menjual pakaian, Ria juga membangun komunitas loyal bernama RiaMiranda Loyal Customer (RMLC) yang tersebar di berbagai kota. Strategi community-based marketing ini menjadi kekuatan besar di balik kesuksesan brand-nya.
Kini, RiaMiranda menjadi salah satu brand fashion muslimah terdepan di Indonesia, dan Ria sendiri diakui sebagai fashion designer yang sukses membangun bisnis berkelanjutan berbasis nilai dan estetika khas Indonesia.
7. Dian Pelangi
Dian Wahyu Utami, yang lebih dikenal sebagai Dian Pelangi, adalah desainer muda berbakat yang memulai kariernya di usia remaja. Ia mendirikan brand Dian Pelangi pada 2008 dan segera dikenal karena karyanya yang mencampurkan warna-warna cerah dengan motif etnik khas Indonesia.
Berbekal kreativitas dan pemahaman tren global, Dian membawa busana muslim Indonesia ke berbagai panggung internasional, termasuk di Paris, London, dan Dubai. Ia menjadi duta fashion muslimah modern yang membawa budaya Indonesia ke mata dunia.
Baca Juga: Deretan Perempuan Ternama di Bisnis Kopi Kekinian
Sosok Dian Pelangi menunjukkan bahwa perempuan muda Indonesia bisa menjadi pemain global jika percaya pada identitas dan terus berinovasi. Brand-nya kini menjadi acuan fashion muslimah modern yang trendi dan penuh karakter.
8. Peggy Hartanto
Peggy Hartanto adalah desainer mode asal Surabaya yang mendirikan labelnya sendiri pada tahun 2012 setelah menamatkan studi di Raffles College of Design di Sydney. Gaya desainnya yang clean, elegan, dan kontemporer langsung menarik perhatian industri fashion global.
Koleksi Peggy Hartanto telah dikenakan oleh selebriti internasional dan masuk dalam berbagai editorial fashion bergengsi. Ia dikenal dengan potongan arsitektural dan pemilihan warna yang kuat namun feminin.
Keberhasilan Peggy menandai babak baru bagi desainer Indonesia di kancah mode global. Brand-nya membuktikan bahwa kualitas dan estetika perempuan Indonesia bisa bersaing di pasar premium dunia.
9. Bittersweet by Najla
Najla Farid memulai Bittersweet by Najla pada 2017 dari dapur rumah dengan konsep dessert box yang saat itu masih baru di Indonesia. Lewat kekuatan media sosial, produk-produk manisnya dengan tampilan menggoda cepat viral dan menarik minat pasar luas.
Baca Juga: Cerita Ala Bisyir Kembangkan Potensi Diri dan Bisnis Bittersweet by Najla, Apa Ya Rahasianya?
Najla menerapkan sistem pre-order dan limited stock yang membangun eksklusivitas, sekaligus membuka peluang bisnis bagi banyak reseller. Inovasinya dalam packaging dan variasi rasa terus berkembang mengikuti tren dan permintaan pasar.
Kini, Bittersweet by Najla bukan hanya brand kue, tapi juga contoh sukses bisnis rumahan yang naik kelas menjadi brand nasional berkat inovasi, kerja keras, dan pemanfaatan digital marketing.
10. Ayam Goreng Mbok Berek
Nama Mbok Berek, atau Nini Ronodikromo, adalah legenda di balik ayam goreng Kalasan yang tersohor. Ia mulai berjualan ayam goreng dari rumah ke rumah di sekitar tahun 1940-an di Sleman, Yogyakarta. Racikan ayam gorengnya yang empuk dan gurih menarik perhatian banyak orang, termasuk Presiden Soekarno.
Nama "Mbok Berek" berasal dari sebutan anak kecilnya yang suka menangis “berek-berek” saat digendong. Julukan itu melekat hingga menjadi nama brand yang dikenal hingga kini. Setelah sempat mengalami kebangkrutan, usaha ini dihidupkan kembali oleh cucunya, Ny. Umi, di Jakarta pada tahun 1972.
Kini, Ayam Goreng Mbok Berek tetap eksis sebagai brand kuliner legendaris. Kisahnya adalah contoh bahwa warisan rasa dan nama baik bisa menjadi kekuatan yang bertahan lintas generasi.
Dari dapur rumah hingga panggung dunia, kisah-kisah ini menunjukkan bahwa perempuan Indonesia punya peran penting dalam membentuk identitas brand nasional. Mereka tidak hanya menciptakan produk, tetapi juga menyematkan nilai, kepercayaan, dan cinta dalam setiap nama yang kini menjadi bagian dari keseharian kita. Nama mereka bukan sekadar label, namun simbol perjuangan dan inspirasi yang tak lekang oleh waktu.