Pemerintah memiliki tanggung jawab besar dalam mendorong minat baca masyarakat Indonesia yang masih terbilang rendah. 

Diketahui, tingkat kegemaran membaca (TGM) masyarakat Indonesia tahun 2023 mengalami peningkatan 2,87 poin menjadi 66,77 dan berada di kategori sedang. Meski naik, minat baca masyarakat Indonesia masih belum optimal. Lantas, apa yang bisa dilakukan pemerintah untuk mendorong minat baca tersebut?

Dalam mencapai target tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Kebudayaan, dan Prestasi Olahraga Kemenko PMK, Didik Suhardi, menjelaskan bahwa pemerintah telah menyusun Peta Jalan Pembudayaan Literasi.

Adapun, strategi peningkatan literasi dalam peta jalan tersebut dilaksanakan melalui pembudayaan literasi keluarga, satuan pendidikan, dan pembudayaan literasi masyarakat. Sinergi lintas pemangku kepentingan ini sangat diperlukan dalam peningkatan budaya literasi.

Lalu, apa saja upaya yang telah dilakukan pemerintah lainnya dalam meningkatkan minat membaca masyarakat? Dirangkum dari berbagai sumber, simak ulasannya di bawah ini.

Menerbitkan Payung Hukum

Dari masa ke masa pemerintah telah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan minat membaca di Indonesia. Untuk membangun budaya literasi bangsa, pemerintah Indonesia pun sedikitnya telah menerbitkan 8 payung hukum yang terkait, seperti membuat pasal-pasal yang secara tegas menyampaikan pesan bahwa membaca adalah tolak ukur kualitas sebuah pendidikan (terkandung dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003, Undang-Undang nomor 43 tahun 2017, Pembukaan Undang-Undang Dasar dan Negara Republik Indonesia Tahun 1945), dll.

Menyediakan Buku Murah

Selain itu, pemerintah juga memfasilitasi masyarakat dengan cara menyediakan buku murah pada tahun 2008. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membeli hak cipta buku-buku pelajaran untuk SD sampai SLTA.

Buku-buku tersebut dapat diakses melalui website kemendikbud sehingga lebih banyak orang dapat mengakses. Sayangnya, fasilitas buku tersebut hanya sebatas buku pelajaran. Sementara karya umum, sastra, dan nonfiksi belum mendapatkan akses mudah padahal buku-buku tersebut-lah yang dibutuhkan untuk membangun budaya literasi masyarakat.

Baca Juga: Ragam Manfaat Kecakapan Literasi Digital, Bantu Banyak Hal dalam Hidupmu!

Melaksanakan Gerakan Nasional Gemar Membaca

Selain itu, pemerintah juga melaksanakan Gerakan Nasional Gemar Membaca yang diamanatkan melalui PP nomor 24 tahun 2014 dan diperkuat lagi dengan Permendikbud nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.

Teknis pelaksanaan program Gerakan Nasional Gemar Membaca sendiri selanjutnya diatur melalui kemendikbud dengan penerbitan petunjuk teknis Gerakan Literasi Nasional (GLN) 2017. Setelah GLN, kemendikbud menerbitkan petunjuk teknis Gerakan Literasi Keluarga (GLK), Gerakan Literasi Sekolah (GLS), dan Gerakan Literasi Masyarakat ( GLM). 

Gak berhenti di situ, kesadaran akan pentingnya literasi sejak dini membuat Pemerintah pun memperkuat literasi melalui tiga program, yaitu Pertama, Program Literasi Keluarga yaitu penyiapan konten literasi keluarga dan penyusunan panduan literasi di keluarga seperti membacakan buku, mendongeng, dan lainnya.

Kedua, Program Literasi Satuan Pendidikan yaitu penyusunan panduan literasi dalam pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis peserta didik.Dan ketiga, Program Literasi Masyarakat, yakni peningkatan akses dan konten literasi masyarakat melalui peningkatan layanan perpustakaan secara nasional.

Melaksanakan Transformasi Perpustakaan

Menurut Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpusnas Adin Bondar menyampaikan bahwa Perpustakaan Nasional melaksanakan Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial untuk menciptakan masyarakat yang berpengetahuan, inovatif, kreatif, dan produktif.

Perpusnas juga melakukan penguatan kolaborasi ekosistem literasi dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk dengan penggiat literasi (Bunda Literasi, Duta Baca, Duta Baca Pelajar, dan Aktivis Literasi). 

Baca Juga: Pentingnya Peran Orang Tua dalam Pemahaman Literasi Digital pada Anak

Meluncurkan Program Merdeka Belajar

Melalui program Merdeka Belajar, program ini disebut paket lengkap yang meliputi pemilihan buku bermutu, penjenjangan buku sesuai dengan kemampuan baca anak, pencetakan dan pengiriman buku langsung ke sekolah, serta pelatihan pendampingan bagi guru di sekolah penerima buku.

Untuk mempercepat peningkatan sarana dan prasarana akses literasi masyarakat, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbudristek mengirimkan buku bacaan bermutu kewilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar). Tidak hanya itu saja, Badan Bahasa juga menyediakan akses Buku Digital kepada seluruh masyarakat.

Mengembangkan Ekosistem Digital

Seiring kemajuan teknologi, literasi digital juga terus di kembangkan. Badan Aksesibilitas, Telekomunikasi, dan Informasi (BAKTI) Kominfo telah mengembangkan 51 solusi ekosistem digital yang meliputi bidang pemerintahan dan kesehatan, UMKM hulu dan hilir, pendidikan dan literasi digital, serta pariwisata.

Pengembangan Kapasitas Literasi

Pengembangan kapasitas literasi juga dilakukan hingga masyarakat Desa. Hal tersebut merupakan salah satu prioritas utama dalam pembangunan Desa tertuang didalam SDGs Desa Ke-4 yakni pendidikan desa berkualitas. Pengembangan literasi desa antara lain mencakup lengembangan Perpustakaan Desa (PD) atau Taman Bacaan Masyarakat Desa (TBM), pengembangan Sekolah Lapang, pengembangan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM), dan pengembangan Keterampilan Abad 21.

Nah Growthmates, dengan banyaknya upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan minat membaca, pada akhirnya pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama untuk meningkatkan tingkat literasi di Indonesia, semua lini harus berdoa dan bekerja sama agar program-program pemerintah berjalan dengan lancar, dimulai dari lingkungan terdekat, yakni keluarga.

Selain keluarga, peran pemerintah dalam memberikan akses-akses kemudahan untuk mengembangkan literasi juga dibutuhkan, dan tak lupa masyarakatnya harus dapat memanfaatkan akses-akses tersebut dengan baik, sehingga terciptalah literasi di Indonesia yang meski perlahan, meningkat ke tingkat selanjutnya. Semoga informasinya bermanfaat ya!

Baca Juga: Mengapa Tingkat Literasi Indonesia Rendah? Ternyata Ini 5 Penyebabnya!