Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) siap memenuhi permintaan Pemerintah Korea Selatan dan Jepang yang saat ini membutuhkan tenaga kerja untuk restoran dan rumah makan halal.

Kebutuhan akan tenaga kerja di bidang ini merupakan peluang baru bagi para Pekerja Migran Indonesia (PMI) ini merupakan kebutuhan baru di dua negara tersebut, sebelumnya mereka hanya minta tenaga kerja di bidang manufaktur, perikanan, shipbuilding dan kesehatan.  

Baca Juga: BP2MI Kembali Lepas Pekerja Migran Indonesia ke Korea Selatan dan Jerman

Kabar ini disambut baik BP2MI yang bersedia menyanggupi permintaan mereka berapapun jumlahnya.

Sekretaris Utama BP2MI Rinardi mengatakan terbukanya peluang kerja di restoran dan rumah makan halal itu sering masuknya wisatawan dari negara-negara muslim ke dua Korea Selatan dan Jepang, untuk itu mereka mencari pekerja yang juga punya kesamaan kultur. Indonesia menjadi salah satu negara muslim terbesar menjadi incaran kedua negara tersebut.

“Karena mereka banyak turis-turis dari negara yang muslim, mereka sekarang itu sudah banyak rumah makan yang halal, artinya apa? Mereka butuh juga pekerja-pekerja dari negara-negara yang mayoritasnya adalah .uslim. Inilah yang kemudian kita kirimkan,” kata Sekretaris Utama BP2MI Rinardi usai melepas PMI ke Korea Selatan Minggu (1/9/2024).

Adapun pada pelepasan kali ini, BP2MI menerbangkan sebanyak 117 PMI ke Korea Selatan, mereka bakal ditempatkan di berbagai sektor berbeda. Dari jumlah tersebut lima orang diantaranya bakal ditempatkan di sektor servisis ini sekaligus menjadi pengiriman PMI pertama untuk hotel serta rumah makan dan restoran halal ke Korea Selatan.

“Ini merupakan salah satu sektor yang baru, jadi servisis ini adalah hotel, perhotelan, maupun rumah makan. Apalagi banyak rumah makan di Korea, di Jepang itu sudah halal,” ujarnya.

Selain mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk memenuhi permintaan tenaga kerja, BP2MI juga saat ini sedang menjajaki Kerjasama Goverment to Government (G to G) dengan sejumlah negara yang memang membutuhkan tenaga kerja dari Indonesia. 

Hal ini selaras dengan pernyataan Presiden Joko Widodo yang baru-baru ini mengaku Pemerintah Indonesia bakal membuka kerjasama G to G dengan 19 negara baru. Sejauh skema kerjasama G to G baru terjalin dengan beberapa negara saja yakni Korea Selatan, Jepang, Australia dan Jerman.

Kerjasama yang akan dijalankan dalam waktu dekat adalah G to G dengan pemerintah Kanada. Pemerintah Indonesia lewat BP2MI telah menandatangani berbagai dokumen kerjasama ini.

“Saya kemarin baru pulang dari Kanada sama Jerman, kita menandatangani MOU, dan juga LOI, Letter of Intent.Mereka tuh berharap orang Indonesia bekerja ke negara mereka,” tutur Rinardi.

Di Kanada sendiri kata Rinardi sedang krisis tenaga kerja diberbagai sektor. Untuk itu mereka sangat membutuhkan tenaga kerja Indonesia untuk mengisi sektor konstruksi, kesehatan, perawat, maupun caregiver atau pengasuh panti jompo. 

Baca Juga: Gerindra Pastikan Prabowo-Jokowi Tetap Solid

“Makanya peluang kita besar, tapi kita juga menyiapkan kompetensinya. Nantinya kita tidak hanya mengurusi yang namanya pekerja kita ke Timur Tengah, yang umumnya adalah pekerja domestik, atau ART, tapi kita juga harus naik kelas untuk bisa mengirimkan pekerja kita yang memiliki kompetensi yang lebih tinggi,” tuntasnya