TNI Angkatan Darat (TNI AD) kembali menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian lingkungan sekaligus ketahanan pangan nasional. Melalui program agroforestri, penanaman 10 ribu pohon dilaksanakan di kawasan Agroforestri Desa Cibenda, Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. 

Program ini tak hanya menjadi bagian dari program penghijauan nasional, tetapi juga mendorong target penyerapan karbon dan peningkatan perekonomian masyarakat.

Baca Juga: Prabowo Ingin Bawa Indonesia Menjadi Negara Makmur

Dansub Agroforestri Cibenda, Kapten Infanteri Yusuf, menjelaskan bahwa pembukaan kawasan agroforestri ini merupakan langkah kolaboratif antara TNI AD, PT Pupuk Indonesia, dan warga sekitar. 

Awalnya, lahan tersebut digunakan sebagai area latihan Kostrad. Namun, sesuai instruksi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, lahan dikembangkan menjadi kawasan agroforestri.

“Awalnya lahan latihan kostrad, namun arahan KASAD lahan ini digunakan untuk agroforestri yang sangat berdampak baik bagi lingkungan dan warga sekitar,” tutur Kapten Infanteri Yusuf di lahan agroforestri Cibenda, Sabtu (27/09/2025).

Kapten Yusuf memaparkan, luas total lahan agroforestri Cibenda mencapai 687 hektare, dengan sedikitnya 50 hektare sudah ditanami 10 ribu pohon produktif.

 “Penanaman 10 ribu pohon ini merupakan bentuk kontribusi nyata TNI AD dalam mendukung upaya pemerintah untuk melestarikan lingkungan,” lanjutnya.

Jenis pohon yang ditanam beragam, mulai dari mangga, sonokeling, trembesi, hingga pete. 

“Lahan agroforestri ini ditanami 5.450 pohon mangga, 794 sonokeling, 545 pohon trembesi, hingga pohon pete berjumlah 2.450 pohon,” ujarnya.

Selain menjaga ekosistem, program ini juga diharapkan memberi dampak ekonomi positif bagi masyarakat.

 “Dengan agroforestri, masyarakat bisa mendapatkan manfaat ganda. Pohonnya menyerap karbon dan menjaga keseimbangan air, sementara hasil buahnya dapat menjadi sumber penghasilan tambahan,” kata Kapten Yusuf.

TNI AD menargetkan penyerapan karbon secara maksimal dalam 3 hingga 4 tahun mendatang. 

“Kita targetkan penyerapan karbon hingga 3 - 4 tahun mendatang. Hal ini sangat membantu tentunya,” tutupnya.

Dampak program agroforestri juga dirasakan langsung oleh petani setempat. Piat, petani mangga di Desa Cibenda, mengaku bersyukur dengan hasil panen yang semakin baik sejak terlibat dalam program ini. 

Menurutnya, kehadiran TNI AD tak hanya menyediakan bibit, tetapi juga memberikan pendampingan teknis.

“Alhamdulillah, penghasilan kami membaik sejak ikut program agroforestri ini. Buah mangga kami sekarang lebih banyak dan kualitasnya lebih bagus. Kami juga diberi arahan cara merawat pohon supaya berbuah lebat,” ujar Piat.

Ia menuturkan, dalam sekali panen keuntungan yang diperoleh mencapai 60 persen. “Dalam sekali panen, hasilnya dibagi 2. Untuk TNI AD 40 persen, 60 persen untuk kami petani. Penghasilan ini lebih baik sebelum tergabung dengan agroforestri Cibenda,” lanjutnya.

Piat menambahkan, hasil panen yang melimpah membuat petani lebih bersemangat. 

“Hasil panen melimpah, kami bisa menjual hasil panen ke pasar dengan harga yang baik. Bahkan beberapa pembeli dari luar daerah mulai datang ke Cibenda untuk membeli mangga,” tuturnya.

Tak lupa, Piat menyampaikan apresiasi kepada KSAD yang telah menggagas program ini. 

“Kami berterimakasih kepada KASAD TNI. Mudah-mudahan program ini berjalan dengan mulus, sehingga terus berkembang meningkatkan penghasilan dan perekonomian warga khususnya petani,” ujarnya.

Baca Juga: Minta Relawan Dukung Prabowo-Gibran Dua Periode, Omongan Lawas Jokowi Diungkit Lagi: Katanya Mau Pulang ke Solo Jadi Rakyat Biasa

Diketahui program agroforestri merupakan hasil kerjasama antara TNI AD, PT Pupuk Indonesia, dan PTPN. Bukan hanya terletak di Sukabumi saja, agroforestri juga terdapat di Gunung Hejo Kabupaten Purwakarta, Pangalengan Kabupaten Bandung, Takokak Kabupaten Cianjur, maupun di Baturja Sumatera Selatan.