Idulfitri adalah momen yang dinanti bagi umat muslim setelah berpuasa sebulan penuh. Salah satu tradisi saat Idulfitri adalah makan ketupat dan rendang. Tetapi, jangan sampai berlebihan agar kesehatan tidak terganggu. Salah satunya yang harus diperhatikan adalah saat mengonsumsi daging merah. 

Daging merah berasal dari hewan mamalia, seperti sapi, kambing, dan domba. Jenis daging ini mengandung zat besi heme yang memberikan warna merah. Zat besi merupakan mikronutrien yang diperlukan oleh tubuh, terlebih bagi mereka yang mengalami anemia defisiensi besi. Namun, di sisi lain, daging merah menjadi isu risiko kesehatan, yakni keterkaitan daging merah dengan risiko kanker. 

Beberapa orang percaya bahwa mengonsumsi daging merah dapat menjadi silent killer yang meningkatkan kemungkinan terkena kanker terutama kanker pankreas, sementara yang lain berpendapat bahwa ini hanya mitos belaka. 

Medical Underwriter Sequis, dr. Debora Aloina Ita Tarigan, mengatakan, daging merah mengandung protein tinggi, zat besi, seng, dan vitamin B12 yang esensial untuk tubuh.

"Daging merah bisa tetap dikonsumsi, tetapi perhatikan cara mengolahnya, yakni ketika dimasak jangan terlalu matang atau gosong. Pertimbangkan juga porsi makannya agar tidak terlalu sering dan tidak berlebihan," tutur dr. Debora.

Lebih lanjut, dr. Debora juga menjelaskan terkait isu daging dibakar menggunakan arang apakah dapat memicu kanker, yakni jika daging dipanasi terlalu lama hingga gosong maka zat pada daging berubah menjadi zat yang bersifat karsinogenik. Adapun, karsinogen merupakan zat yang dapat menyebabkan kanker dengan cara mempengaruhi gen atau merusak sel-sel normal menjadi sel kanker. 

Baca Juga: 4 Hal yang Perlu Dipersiapkan untuk Sambut Hari Raya Idulfitri, Intip Yuk!