Belakangan ini, berita tentang Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) AQUA menjadi sorotan publik setelah muncul tudingan bahwa sumber air yang digunakan perusahaan tersebut berasal dari sumur bor atau air tanah, bukan dari mata air pegunungan seperti yang selama ini diklaim.

Menanggapi hal tersebut, Badan Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia (BPKN RI) mengambil langkah tegas dengan berencana memanggil manajemen dan Direktur Utama PT Tirta Investama, produsen air minum kemasan merek AQUA, untuk meminta klarifikasi resmi.

Ketua BPKN RI, Mufti Mubarok, menegaskan bahwa langkah pemanggilan ini merupakan bentuk tanggung jawab lembaga dalam melindungi hak-hak konsumen agar tidak disesatkan oleh informasi yang tidak akurat.

“Kami akan memanggil pihak manajemen dan Direktur PT Tirta Investama untuk meminta klarifikasi resmi terkait sumber air yang digunakan dalam produksi Aqua,” tutur Mufti Mubarok, sebagaimana dikutip dari Antara, Senin (27/10/2025).

Mufti menuturkan, BPKN berkewajiban memastikan bahwa klaim produk sesuai dengan kenyataan di lapangan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

“Jika klaim di iklan berbeda dengan fakta di lapangan, maka itu termasuk pelanggaran prinsip kejujuran dalam beriklan. Konsumen berhak mengetahui asal bahan baku produk yang mereka konsumsi,” tegasnya.

Dipaparkan Mufti, langkah ini tidak dimaksudkan untuk menjatuhkan reputasi perusahaan mana pun, melainkan untuk menjaga kepercayaan publik terhadap produk-produk yang beredar di pasar Indonesia.

“Konsumen Indonesia berhak mendapatkan kebenaran, bukan sekadar citra,” kata Mufti.

Selain melakukan pemanggilan, kata dia, BPKN juga akan berkoordinasi dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Kementerian Perindustrian untuk menelusuri izin sumber air dan memastikan tidak ada pelanggaran terhadap standar mutu air minum dalam kemasan (AMDK).

BPKN pun mengimbau masyarakat agar lebih cermat dalam membaca label sumber air pada kemasan dan melapor melalui kanal resmi jika menemukan dugaan pelanggaran melalui situs www.bpkn.go.id.

Lebih jauh, BPKN pun kini tengah menyiapkan pemanggilan terhadap manajemen AQUA untuk mendapatkan klarifikasi langsung.

Proses ini diharapkan dapat memberikan kejelasan bagi publik mengenai asal-usul air dalam kemasan yang dikonsumsi jutaan masyarakat Indonesia setiap hari.

“Kami tidak ingin ada kesimpangsiuran. Tugas kami memastikan konsumen mendapatkan informasi yang benar dan jujur,” tandas Mufti Mubarok.

Baca Juga: Tentang KDM dan Sumber Air AQUA

Asal Muasal Polemik

Diketahui, polemik ini mencuat setelah Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengunggah video kunjungan ke salah satu lokasi pengolahan air mineral di kanal YouTube Kang Dedi Mulyadi Channel (KDM).

Dalam video tersebut, Dedi tampak bertanya kepada staf perusahaan mengenai asal-usul air yang digunakan.

“Ngambil airnya dari sungai?” tanya Dedi.

“Airnya dari bawah tanah, Pak,” jawab staf tersebut.

Mendengar jawaban itu, Dedi terkejut dan memastikan kembali apakah air yang digunakan bukan berasal dari permukaan.

“Dikira oleh saya dari air permukaan. Dari air sungai atau mata air. Berarti kategorinya sumur pompa dalam?,” kata Dedi lagi.

Percakapan itulah yang kemudian memicu perdebatan publik, terutama karena slogan AQUA selama ini dikenal sebagai “Air pegunungan yang murni dan alami,” yang memberi kesan bahwa produk tersebut diambil langsung dari mata air pegunungan.

Respons Resmi Danone Indonesia

Menanggapi viralnya video tersebut, pihak Danone Indonesia, induk perusahaan PT Tirta Investama, menyampaikan klarifikasi resmi.

Dalam pernyataannya, Danone menegaskan bahwa sumber air yang digunakan berasal dari akuifer pegunungan yang terlindungi, bukan air permukaan atau air tanah dangkal.

“Air AQUA berasal dari 19 sumber air pegunungan yang tersebar di seluruh Indonesia. Setiap sumber air dipilih melalui proses seleksi ketat yang melibatkan sembilan kriteria ilmiah dan lima tahapan evaluasi, serta minimal satu tahun penelitian,” demikian pernyataan resmi Danone Indonesia, dikutip dari CNN Indonesia.

Danone mengakui bahwa air yang digunakan memang diambil dari akuifer dalam dengan kedalaman 60–140 meter, namun menegaskan bahwa akuifer tersebut merupakan bagian dari sistem hidrogeologi pegunungan.

“Bukan dari air permukaan atau air tanah dangkal,” tegasnya.

Menurut Danone, akuifer dalam tersebut terlindungi secara alami oleh lapisan kedap air sehingga bebas dari kontaminasi aktivitas manusia dan tidak mengganggu ketersediaan air bagi masyarakat sekitar.

“Akuifer ini terlindungi secara alami dan telah melalui kajian ilmiah oleh para ahli dari berbagai disiplin seperti geologi, hidrogeologi, geofisika, dan mikrobiologi,” tulis Danone.

Perusahaan juga menyebutkan bahwa seluruh titik sumber air telah melalui studi hidrogeologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Padjadjaran (Unpad), yang mengonfirmasi bahwa sumber air AQUA tidak bersinggungan dengan air yang digunakan masyarakat.

Baca Juga: Hampir Jadi Calon Bos Pertamina, Ini Dia Sosok Tirto Utomo Pendiri AQUA