Selain aspek teknis, tantangan terbesar dalam transformasi digital adalah manajemen perubahan atau change management. Perubahan teknologi tidak akan berjalan efektif jika manusia yang menggunakannya tidak siap untuk berubah.
Salah satu hambatan utama dalam perubahan adalah faktor psikologis. Di mana, setiap individu akan mempertanyakan manfaat langsung yang mereka dapatkan dari perubahan tersebut. Jika mereka merasa tidak mendapatkan keuntungan atau justru terancam oleh perubahan, maka resistensi akan muncul.
“Contohnya call center. Kita juga mendorong pertanyaannya, ‘eh nanti kalau diganti sama agent, petugas teleponis saya, call center saya kemana? Kamu hilangkan? Gak mau dia jawabannya’. Kita yakinkan dulu, paling enggak dia equal. ‘Kamu tidak akan kehilangan pekerjaannya dulu, satu, karena itu adalah pikiran yang paling umum’,” tutur Sigit.
“Kedua, abis itu kita transisikan prosesnya. Jadi ya, digital is digital. Tapi human is more important than digital itself-nya ya. Kalau saya lihat. Jadi ya memang tadi kalau kita melihat harus berulang-ulang, top down itu ada,” tambahnya.
Prinsip selanjutnya adalah struktur organisasi yang penting untuk diubah. Tantangan dalam menjalankan transformasi di sebuah organisasi, terutama ketika perubahan tidak bisa langsung dipahami oleh semua pihak.
Baca Juga: Bos Bluebird: Corporate Value Ibarat Jati Diri Perusahaan
Pada tingkat operasional, sering kali muncul kebingungan tentang arah perubahan yang diambil oleh manajemen, bahkan ada kesan bahwa strategi. Sementara, struktur organisasi sendiri bukanlah sesuatu yang dapat diubah dengan cepat.
Di Bluebird, misalnya, telah memiliki Strategic Transformation Office sejak 2016, bahkan sebelum gangguan besar terjadi. Namun, meskipun inisiatif ini sudah berjalan hampir delapan tahun, masih ada karyawan yang mengambil peran serta dampak dari transformasi tersebut.
Beberapa orang masih merasakan adanya tumpang tindih dalam pekerjaan, yang menunjukkan bahwa perubahan membutuhkan waktu agar dapat diterapkan sepenuhnya di seluruh lini organisasi.
Meskipun demikian, peran unit seperti Strategic Transformation Office tetap krusial dalam mendorong transformasi dan memastikan bahwa perubahan yang dilakukan bukan sekadar inisiatif sementara, melainkan bagian dari strategi jangka panjang perusahaan.
“Itu salah satu implementasi adanya perubahan organisasi mendukung. Belum tentu ya, tapi di Bluebird dilihatnya mendukung karena kompleksitas kerjaannya,” imbuhnya.