Pilih instrumen investasi syariah yang sesuai

Jika sudah mengalokasikan sebagian dana THR untuk investasi, kini waktu yang tepat untuk menentukan instrumen investasi syariah sesuai dengan tujuan keuangan yang ingin dicapai di masa depan, mulai dari persiapan pendidikan anak, dana untuk naik haji, hingga dana pensiun di hari tua. Tak hanya mempertimbangkan tujuannya, masyarakat juga bisa memilih instrumen investasi syariah berdasarkan jangka waktunya. Bagi yang memerlukan instrumen investasi untuk kebutuhan jangka pendek, reksa dana dan sukuk syariah cocok untuk digunakan. Sementara, kebutuhan jangka panjang dapat memanfaatkan Obligasi USD Negara Indonesia (INDOIS) dan saham syariah.

Memastikan lembaga keuangan berkonsep syariah

Langkah berikutnya yang penting dilakukan adalah memastikan lembaga keuangan yang dipilih memiliki produk investasi berbasis syariah. Jika ingin berinvestasi dalam bentuk saham syariah, lakukan juga pengecekan untuk mengetahui perusahaan sekuritas dengan saham syariah tersebut telah mendapat izin usaha, serta terdaftar, dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Tak hanya itu, untuk penampungan dana investasi, gunakan juga rekening dana nasabah syariah (RDN Syariah) serta lakukan juga peninjauan terhadap kelengkapan berupa Shariah Online Trading System (SOTS), yakni sistem online untuk memastikan bahwa semua transaksi di dalam pasar modal telah memenuhi dan sesuai dengan prinsip syariah.

Baca Juga: Ada yang Lebih Penting dari Cuan, Simak Tips Investasi dari BCA Berikut!

Melakukan diversifikasi portofolio investasi

Dalam berinvestasi, diversifikasi portofolio investasi menjadi sebuah strategi untuk mendorong pertumbuhan nilai aset. Dengan dana THR tahun ini dan yang akan datang, teruslah berinvestasi secara konsisten untuk hasil lebih optimal. Yang tak kalah penting, pastikan juga dana investasi dialokasikan pada beberapa tipe investasi karena strategi ini akan membantu mengurangi risiko dan mengoptimalkan potensi keuntungan. Saat memilih jenis investasi, sesuaikan profil risiko nasabah yang pada umumnya terdiri dari konservatif, moderat, dan agresif, dengan karakteristik instrumen investasi, seperti tingkat likuiditas, risiko, hingga potensi hasil keuntungannya.