Kopi Tuku, brand kopi lokal yang dikenal dengan konsep “Bertetangga Baik”, resmi mengumumkan perolehan hak penamaan (naming rights) Stasiun MRT Cipete Raya pada Jumat (31/01/2025). Rupanya, ada alasan tersendiri bagi pionir kopi susu gula aren di Indonesia ini.
Setelah resmi dibeli oleh Tuku, stasiun tersebut bernama Stasiun MRT Cipete Raya TUKU. Hal ini menandai pencapaian besar dalam perjalanan bisnis Kopi Tuku sejak didirikan pada 2015 di Jl. Cipete Raya, Jakarta Selatan.
Berdiri sejak 2015, Kopi Tuku memulai perjalanannya sebagai kedai kecil dengan misi sederhana, menghadirkan rasa kopi yang sesuai dengan selera masyarakat sekitar. Produk andalannya, Es Kopi Susu Tetangga, menjadi fenomena yang membawa Kopi Tuku ke tingkat popularitas lebih tinggi.
Baca Juga: Kolaborasi Tuku dan Pyopp Fledge Rilis Edisi Spesial Sandal yang Cocok untuk Para Petualang
Dengan filosofi “Bertetangga Baik”, Kopi Tuku terus berupaya mempererat hubungan dengan komunitasnya. Perubahan nama Stasiun MRT Cipete Raya menjadi Cipete Raya TUKU juga diharapkan menjadi simbol kolaborasi yang lebih luas dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.
Farchad Mahfud, Direktur Pengembangan Bisnis Kopi Tuku, menegaskan bahwa langkah ini bukan sekadar strategi branding, tetapi bagian dari visi jangka panjang Tuku untuk terus hadir dan bertumbuh bersama masyarakat Cipete. Sebagai brand yang lahir di Cipete, Tuku ingin menjaga kebersamaan dengan lingkungan tempatnya bermula.
“Tuku itu aslinya dari Cipete, baru saya tahu setelah bertanya kepada orang tua Pak Andanu. Kami berharap dengan distrik Cipete ini, kita bisa terus menjaga kebersamaan. Bukan hanya sekadar nama, tetapi bagaimana kita bisa tumbuh bersama dengan wilayah ini dalam jangka panjang,” ujar Farchad kepada Olenka pada Jumat (31/01/2025).
Baca Juga: Cara Andanu Membangun Kopi Tuku : Prioritaskan Petani Ketimbang Ngotot Kejar Investor
Dalam kesempatan yang sama, Andanu Prasetyo, CEO dan Founder Kopi Tuku, menambahkan bahwa kolaborasi ini bukan hanya langkah bisnis, tetapi juga simbol perjalanan panjang Tuku di Cipete. Baginya, perubahan nama Stasiun MRT Cipete Raya TUKU merupakan bentuk penghormatan terhadap wilayah yang telah menjadi bagian dari pertumbuhan Kopi Tuku.
“Kami sampaikan, dan juga apa yang sudah kami lakukan, serta apa yang kami dapatkan dari distrik Cipete ini, rasanya layak untuk kita rayakan bersama. Cipete adalah rumah bagi Tuku, tempat kami tumbuh dan berkembang. Tidak ada simbol yang lebih kuat dalam mewakili masa depan Cipete selain MRT. Kami ingin menunjukkan bagaimana Tuku terus bertumbuh dan terintegrasi dengan berbagai ‘tetangga’ di luar sana. MRT ingin ‘going global’, kami juga punya mimpi yang sama,” kata Andanu.
Lebih lanjut, Andanu juga membicarakan terkait kemungkinan pembukaan kedai Kopi Tuku di stasiun MRT tersebut. Pria berkacamata itu menjelaskan bahwa fokus utama saat ini bukan hanya pada ekspansi bisnis, melainkan membangun hubungan yang lebih erat dengan komunitas.
Baca Juga: Andanu Prasetyo Ungkap Cara Kopi Tuku Jaga Standar Kualitas di Setiap Outlet
Ia menegaskan bahwa keterlibatan Tuku dalam proyek ini bukan sekadar strategi pemasaran, melainkan upaya untuk menciptakan dampak yang lebih luas bagi masyarakat Cipete.
“Yang jelas sih, kami akan terus mencari keseruan. Ini bukan sekadar strategi marketing, tetapi simbol bagi kami untuk terus menciptakan dampak yang lebih besar. Melalui penggunaan stasiun ini, kami ingin menunjukkan bahwa bisnis bisa tumbuh dengan cara yang lebih bermakna, positif, dan membawa manfaat bagi lingkungan sekitar,” ungkapnya.
Baca Juga: Mengenal Sosok Andanu Prasetyo, CEO dan Founder Toko Kopi Tuku
Dengan langkah ini, Kopi Tuku tidak hanya memperkuat identitasnya sebagai bagian dari Cipete, tetapi juga menunjukkan bagaimana brand lokal dapat tumbuh melalui kolaborasi yang bermakna dengan infrastruktur publik. Untuk diketahui, Kopi Tuku semakin melebarkan sayapnya di Indonesia. Saat ini, kedainya telah tersebar di 59 lokasi di Jabodetabek, Surabaya, Malang, dan Yogyakarta.