Presiden RI ke-7 Joko Widodo (Jokowi) merespons santai pemecatan dirinya dari PDI Perjuangan, dia mengaku menghormati semua keputusan partai politik yang telah mendukungnya sejak 2004 itu. Jokowi sama sekali tak masalah dengan pemecatan dirinya.
"Ya nggak apa-apa, saya menghormati itu," kata Jokowi dilansir Rabu (18/12/2024).
Adapun PDI Perjuangan mengatakan pencetan Jokowi pada Senin (16/12/2024) bersamaan dengan itu, PDI juga mengumumkan pemecatan terhadap Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution yang merupakan anak menantu Jokowi.
Baca Juga: Daya Tarik Politik Jokowi Tak Semewah Dulu
Pemecatan keluarga Jokowi dari PDI Perjuangan merupakan buntut dari ketidakselarasan pandangan politik kedua belah pihak sejak Pilpres 2024 lalu.
Jokowi mengaku tak mau membela diri atas keputusan partai yang memilih mendepaknya toh pernyataanya tak bakal mengubah apapun sebab keputusan itu sudah dibuat.
"Saya tidak dalam posisi untuk membela atau memberikan penilaian karena keputusan itu sudah terjadi. Nanti waktu yang akan mengujinya, saya rasa itu saja," katanya.
Dipertegas singgung mengenai alasan pemecatan dirinya, Jokowi lagi-lagi memilih tak menjawab secara jelas, intinya kata dia dirinya sedang tidak ingin membela diri.
"Tadi sudah saya sampaikan, saya tidak dalam posisi membela atau memberikan penilaian, karena sudah diputuskan. Nanti nanti waktu yang akan mengujinya," katanya.
Dipertegas mengenai karier politiknya setelah terdepak dari PDI Perjuangan Jokowi tak mau menjawab secara gamblang, pun demikian saat ditanya kemungkinan dirinya bakal mendirikan partai politik baru atau memilih bergabung dengan partai politik lainnya, Jokowi hanya menjawab diplomatis.
Untuk diketahui Jokowi saat ini digadang-gadang bakal merapat ke Golkar atau ke Gerindra, kedua partai ini juga telah mengonfirmasi kesiapannya menampung Jokowi.
"Saya sudah menyampaikan, partai perorangan," katanya.
Daya Tarik Jokowi Menurun
Sementara itu Analis Politik dari Lingkar Madani (LIMA) Ray Rangkuti menilai daya tarik politik Joko Widodo (Jokowi) tidak semewah dulu setelah dirinya dipecat PDI Perjuangan. Pamor Jokowi disebut bakal anjlok kendati dirinya bisa bergabung dengan parpol besar lainnya pasca pemecatan tersebut.
“Pengaruh nama beliau akan menurun. Alias daya tarik politiknya tidak semewah sebelumnya,” kata Ray.
Baca Juga: Kenapa PDI-P Ogah Pecat Jokowi di Masa Pilpres 2024?
Meski daya tariknya dan pamor politiknya anjlok, namun Ray mengatakan, Jokowi jelas masih ingin berkiprah di kancah politik nasional dengan bergabung ke partai besar yang ada di negara ini.
“Melihat kiprah pak Jokowi selama pilkada kemarin, nampaknya, beliau akan terus mencari pola yang tepat untuk dapat terus berkiprah secara aktif dalam politik Indonesia. Akan masuk partai mana? Masih sulit diputuskan,” tegas Ray.
Sebagai seorang politikus ulung juga pernah menjabat kepala negara selama dua periode Jokowi kata Ray Rangkuti bakal menjadi rebutan parpol-parpol besar, mereka bakal dengan senang hati menerima dan menampung Jokowi apabila yang bersangkutan mau bergabung.
Baca Juga: Bahlil Kasih Kode Keras Siap Tampung Jokowi di Golkar
Kendati semua partai politik hampir dipastikan terbuka menerima Jokowi, namun kata Ray, Jokowi belum tentu bisa mendapat posisi strategis di partai baru tersebut. Apabila tak mendapat posisi strategis, Jokowi kata Ray jelas berpikir dua kali untuk bergabung parpol tersebut.
“Bahwa semua partai menerima kehadirannya, tentu saja. Tapi apakah akan mendapat posisi strategis di dalam partai, belum tentu. Inilah kendala utamanya,” tutup Ray.