Saya merasa sangat bersyukur karena saya tidak berinvestasi dalam perilaku buruk demi masa depan anak-anak saya,” tuturnya.
Tahir mengakui upayanya memoles reputasi diri memang membutuhkan waktu yang lumayan lama, itu sebabnya berbagai usaha yang ia tekuni lamban berkembang. Tahir mengakui dirinya memang lebih fokus pada reputasi ketimbang ngos-ngosan mengembangkan usaha. Tahir tak pernah curang dalam menjalankan bisnisnya.
“Saya sudah bilang ke anak-anak saya kenapa saya lamban sekali mengembangkan usaha? Kenapa saya tidak ekspansif dan melesat cepat seperti taipan lainnya? Saya selalu menjalani hidup yang lurus dalam berbisnis,” ujarnya.
“Saya tidak pernah menghindari kewajiban pajak. Saya tidak pernah berbisnis dengan cara yang memalukan. Saya tidak ingin kalian menjalani hidup dengan menanggung beban dosa-dosa yang telah saya perbuat di masa depan,” ucapnya.
Bagi Tahir, martabat dan kehormatan merupakan isu krusial dalam hidup karena keduanya selalu menjadi topik terpenting sepanjang hidup.
“Sejak masa kanak-kanak, berbagai kejadian dalam hidup saya selalu membuat saya belajar tentangdua aspek penting dalam hidup ini. Saya telah melihat betapa mudahnya orang kehilangan martabat dan kehormatan mereka,” pungkasnya.