Nama Dato Sri Tahir telah dikenal masyarakat sebagai salah satu konglomerat terkaya di Indonesia. Mengutip data Forbes real time pada Selasa (16/4/2024), kekayaan keluarga Tahir mencapai US$5,1 miliar. Bos grup Mayapada ini terkenal sebagai orang yang disiplin.

Dalam sebuah kesempatan, pria kelahiran 24 Maret 1952 tersebut membagikan rutinitas kesehariannya. Bagi Tahir, tidur cepat dan bangun pagi merupakan kebiasaan yang dia lakukan setiap hari.

Baca Juga: Filosofis Kehidupan Dato Sri Tahir, Orang Terkaya di Indonesia: Hidup Seperti Kontainer

"Saya bangun pagi, jam 5 atau maksimal jam 5.30 dan makan pagi di sekitar jam tersebut. Setelah itu, saya baca koran bahkan hingga satu jam," terangnya.

Tak hanya dari koran, Tahir juga memperbanyak informasi dengan menonton televisi. Dia menekankan pentingnya meng-upgrade diri dengan pengetahuan. Usai menambah pengetahuan di pagi hari, Tahir akan merinci kegiatan apa yang akan dilakukan hari tersebut lantas menyiapkan diri.

"Selesai itu, butuh waktu setengah jam sampai satu jam, saya mulai melihat appointment saya. Saya mulai persiapan. Misal, saya akan bertemu si A jam 9, si B jam 11, saya sudah tahu bagaimana menghadapi si A, bagaimana menghadapi si B. Saya atur hidup saya super disiplin, bukan disiplin," tegasnya kemudian.

Suami dari Rosy Riady, anak konglomerat Lippo Group-Mochtar Riady, ini menegaskan jika waktu bekerja harus dioptimalkan di siang hari. Dalam pengakuannya, ayah dari empat orang ini tidak akan melewatkan waktu makan malamnya bersama keluarga. Tahir juga tidak melakukan kegiatan di luar pekerjaannya di malam hari.

"Malam saya tidak hang out. Saya mengoleksi wine, tapi saya tidak mengonsumsinya. Saya tidak mau bicara pekerjaan di malam hari. Dinner saya pulang karena kesempatan untuk makan dengan istri. Saya lihat TV 1-2 jam, tidur cepat di jam 20.30 atau jam 21.00," urainya.

Tahir mengaku hidupnya datar, tetapi penuh tanggung jawab. Selain sukses membangun bisnis di dunia perbankan, kesehatan, hingga properti, Tahir memfokuskan diri pada perkembangan anggota keluarganya. Menurutnya, itulah tanggung jawab, yakni tidak hanya berfokus pada diri sendiri, tetapi juga pada keluarga.

"Saya genapkan anak-anak saya, sekarang saya mulai perhatikan pertumbuhan cucu-cucu saya. Puji Tuhan, cucu saya satu di Yale, satu di Stanford, satu di Imperial College London. Saya lihat dan saya bina bagaimana mereka bertumbuh. Inilah disiplin dan inilah tanggung jawab!" pungkasnya.