Sebuah studi tahun 2023 yang diterbitkan dalam Annals of Oncology menandai pertama kalinya kematian akibat kanker usus (kanker kolorektal) di kalangan anak muda, khususnya Generasi milenial dan Gen Z diprediksi meningkat di beberapa negara, dan mengonfirmasi tren yang pertama kali dicatat oleh para peneliti pada tahun 2021.
Kanker kolorektal ini sendiri dikenal sebagai kanker usus besar, dimana jenis kanker ini berkembang di jaringan usus besar atau rektum.
Kanker kolorektal adalah salah satu jenis kanker paling umum di seluruh dunia dan penyebab kematian akibat kanker terbanyak kedua di Amerika Serikat. Penyebabnya tak lain adalah obesitas dan konsumsi alcohol. Dua hal itu telah menjadi penyebab utama meningkatnya angka kematian di kalangan orang dewasa muda.
Kanker kolorektal mungkin tidak menimbulkan gejala pada awalnya, jadi pemeriksaan rutin penting dilakukan. Deteksi dini dapat membuat kanker lebih mudah diobati. Pengobatannya tergantung pada stadium kanker, kesehatan pasien secara keseluruhan, dan preferensi mereka.
Namun, mempraktikkan pola makan sehat adalah langkah pertama dalam pencegahan kanker kolorektal. Pilihan makanan yang sehat dapat mengurangi risikonya.
Secara umum, American Cancer Society merekomendasikan agar orang dewasa dan anak-anak memilih pola makan yang kaya akan makanan berserat tinggi, seperti buah-buahan utuh, sayur-sayuran, dan biji-bijian utuh. Mengonsumsi makanan nabati dengan banyak serat dan nutrisi lainnya juga dapat membantu mengurangi risiko.
Tips mencegah kanker kolorektal
Untuk mencegah penyakit ini, ada beberapa hal yang perlu kamu lakukan, khuusnya terkait pola makan dan gaya hidup, diantaranya adalah:
1. Tingkatkan makanan kaya nutrisi
Konsumsilah makanan kaya serat, seperti roti gandum utuh atau beras merah, dan kacang-kacangan, seperti kacang kedelai, lentil, kacang polong, brokoli, bawang, terong, wortel, bawang putih, kacang pinto, kacang hitam, dan kacang merah. Makanan ini merupakan sumber protein, serat, vitamin B, dan vitamin E yang baik.
Selain sayuran, konsumsi juga buah-buahan seperti beri, melon, apel, pir, jeruk, dan pisang.
Tak hanya itu, konsumsi juga protein rendah lemak secukupnya, seperti ikan dan unggas, dan pilih produk olahan susu rendah lemak jika memungkinkan. Makanlah dagung kalkun, kacang-kacangan, selai kacang, dan produk olahan susu rendah lemak. Selain itu, makanlah makanan yang kaya vitamin C, vitamin E, dan selenium. Misalnya, jeruk, ikan, mangga, minyak safflower, beras, gandum, dan kacang Brazil yang merupakan sumber nutrisi yang baik.
Baca Juga: Waspada! Ini 5 Jenis Kanker yang Makin Banyak Diderita Orang Muda
2. Minum banyak air putih
Tetaplah terhidrasi. Pastikan kamu mendapatkan cukup cairan setiap hari. Sebagian besar harus berasal dari minuman nonkafein.
3. Konsumsi jamur
Penelitian telah menunjukkan bahwa makan jamur secara teratur dapat menurunkan risiko kanker usus besar.
4. Makan makanan yang kaya vitamin B6
Makanan seperti daging, biji-bijian utuh, sayuran, kacang-kacangan, dan pisang merupakan sumber vitamin B6 yang baik, yang dapat membantu mencegah kanker kolorektal. Kamu juga harus membatasi atau menghindari daging merah, daging olahan, dan alkohol.
Perlu kamu ketahui, Growthmates, pola makan yang rendah buah dan sayur, tinggi lemak, rendah serat, dan tinggi daging olahan berkontribusi terhadap jenis kanker ini. Kelebihan berat badan atau obesitas dan kurangnya aktivitas fisik secara teratur juga merupakan alasan yang jelas untuk kanker kolorektal pada generasi milenial dan Gen X.
Selain itu, kebiasaan seperti merokok dan konsumsi alkohol berlebihan juga mengkatalisis kanker jenis ini. Konsumsi alkohol telah dikaitkan dengan kanker usus dini, yang cenderung lebih agresif dan mematikan, jika dibandingkan dengan jenis yang didiagnosis pada orang yang lebih tua.
Menurut dokter, kelebihan berat badan atau obesitas—dan kondisi kesehatan terkait seperti hiperglikemia dan diabetes—merupakan faktor utama yang bertanggung jawab.
Pengobatan kanker kolorektal
Pengobatan utama untuk berbagai stadium kanker kolorektal adalah pembedahan. Pembedahan dilakukan untuk mengangkat kanker dan merekonstruksi usus. Diberikan dalam beberapa siklus, biasanya setiap 2–3 minggu, dengan waktu istirahat di antaranya, kemoterapi dapat diberikan di kantor dokter, pusat infus, atau rumah sakit.
Terapi radiasi juga dapat digunakan untuk mengobati kanker kolorektal, tergantung pada stadiumnya. Selain itu, terapi target, imunoterapi, ablasi frekuensi radio, dan bedah beku juga digunakan untuk mengobati kanker kolorektal, tergantung pada stadiumnya.
Baca Juga: 5 Latihan Fisik Terbaik untuk Mengurangi Risiko Kanker