Growthmates si pecinta kopi, pastinya sudah nggak asing lagi dengan Anomali Coffee, bukan? Didirikan sejak 2007 silam, Anomali Coffee sukses mempertahankan posisinya sebagai specialty coffee micro roaster dengan kopi asli dari Indonesia hingga saat ini.
Irvan Helmi adalah salah satu sosok di balik kesuksesan Anomali Coffee. Berkat dedikasi dan inovasi tanpa henti, kedai ini berkembang pesat. Menariknya, perjalanan Anomali Coffee bermula dari tangan seorang programmer komputer yang akhirnya banting setir menjadi pebisnis kopi.
Siapa sosok Irvan Helmi? Dan bagaimana perjalanan kariernya merintis Anomali Coffee? Berikut ini Olenka rangkum dari berbagai sumber, Minggu (9/2/2025), sejumlah informasi dan fakta menarik terkait Irvan Helmi.
Baca Juga: Riding The Wave, Bos Anomali Coffee Ogah Ikut-ikutan Trend yang Tak Relevan
Jadi Programmer Komputer
Dikutip dari laman LinkedIn resminya, Irvan Helmi merupakan lulusan Ilmu Komputer dari Universitas Indonesia dan telah menyelesaikan pendidikannya sejak 2005 silam. Sebagai sarjana komputer, Irvan memanfaatkan keahliannya dengan berprofesi sebagai programmer di sebuah perusahaan.
Namun, tak bertahan lama. Irvan Helmi hanya menggeluti profesinya itu selama dua tahun. Bisnis kopi lebih memikatnya. Ditambah lagi, Irvan begitu hobi menyeruput kopi di tengah pekerjaannya ketika harus membuat coding yang membuatnya sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi.
Kopi bukan sekadar teman kerja, tetapi juga titik balik dalam hidupnya. Dari sekadar hobi, kopi justru membuka jalan bagi Irvan untuk menjadi pebisnis sukses. Setelah satu tahun menjalankan Anomali Coffee, Irvan akhirnya memutuskan untuk meninggalkan dunia pemrograman dan sepenuhnya fokus mengembangkan bisnis kopi yang kini dikenal luas.
Sempat Jualan Sop Buntut
Meskipun berkecimpung di dunia komputer, jiwa bisnis kuliner Irvan Helmi sebenarnya sudah tumbuh sejak masa kuliah. Dalam kesempatan berbincang dalam talkshow “d’preneur Entrepreneur Juara” pada 2017 lalu, Irvan mengaku pernah berjualan sop buntut pada masa akhir perkuliahan.
Ide Irvan Helmi untuk berjualan sop buntut kala itu tidak didapatkannya secara instan. Saat masih kuliah dan mengerjakan skripsi, Irvan mengaku memiliki keinginan untuk memulai usaha, tetapi belum tahu bisnis apa yang ingin dijalankan.
Setelah berpikir, ia akhirnya memutuskan untuk berjualan sop buntut, menggunakan resep dari sang nenek. Bisnisnya itu dimulai dengan sederhana, di mana hanya dengan membuka tenda dan memanfaatkan peralatan memasak yang dipinjam dari ayahnya.
Baca Juga: Satu Dekade Kopi Tuku, Kini Resmi Peroleh Hak Penamaan Stasiun MRT Cipete Raya Tuku
Ini menunjukkan bahwa Irvan memiliki jiwa wirausaha sejak muda, tidak takut untuk mencoba, dan memulai usahanya dengan modal terbatas serta dukungan keluarga. Pengalamannya berjualan sop buntut ini mungkin menjadi salah satu pijakan awal sebelum akhirnya ia merintis Anomali Coffee
Namun diakui Irvan, ia kurang menikmati proses saat merintis usaha sop buntutnya kala itu. Salah satu tantangan yang dihadapinya adalah harus berbelanja sendiri ke Pasar Senen dua kali seminggu untuk memilih buntut sapi, yang lama-kelamaan terasa membosankan baginya.
Selain itu, pada saat yang sama, Irvan juga tengah bekerja sebagai programmer, sehingga ia harus membagi waktu antara pekerjaan kantoran dan bisnis kuliner. Namun pada akhirnya, Irvan memutuskan untuk tidak melanjutkan bisnisnya tersebut.
Rintis Bisnis Kopi Anomali
Sebagaimana yang sudah disebutkan sebelumnya, Irvan Helmi merintis bisnis Anomali lantaran hobinya yang suka minum kopi. Tak sendiri, Irvan menggandeng Muhammad Abgari alias Agam, yang tak lain adalah teman sebangku SMA-nya untuk turut merintis Anomali.
“Mulai dari hal yang kita suka, karena dulu aku sukanya kopi. Jadi dari situlah kami mendirikan Anomali,” ujar Irvan Helmi dalam talkshow ShopeePay Talk bertema “Selektif Pilih Teman Dagang, Bisnis Makin Langgeng” yang berlangsung Oktober 2021 lalu.
Ada cerita menarik di balik pertemanan Irvan dan Agam. Siapa sangka, keduanya sempat bermusuhan saat duduk di bangku satu SMA. Namun, hal tersebut justru semakin mempererat pertemanan hingga membuat mereka memutuskan untuk merintis bisnis bersama.
Singkat cerita, dua sahabat si pecinta kopi hitam nan pahit ini mulai merintis Anomali Coffee pada tahun 2007. Di awal memulai usahanya, Irvan dan Agam rela merogoh kocek untuk digunakan sebagai modal pribadi untuk membeli mesin kopi, alat pemecah kopi, serta pemanggang kopi yang didatangkan langsung dari Turki.
Hingga akhirnya, gerai pertama Anomali Coffee pun dibuka di kawasan Senopati, dengan fasilitas sederhana, di mana hanya ada 25 kursi dan sebuah cermin. Semangat mereka untuk menghadirkan kopi asli Indonesia berkualitas pun terus berkembang.
Baca Juga: Kisah Pendirian Brand Tomoro Coffee: Kedai Kopi Kekinian yang Agresif Lakukan Ekspansi
Sejak awal dirintis, Anomali Coffee ingin tampil berbeda dari kedai kopi lainnya tanpa menghilangkan identitas kopi Indonesia.
Irvan dan Agam berkomitmen untuk menghadirkan kopi dengan cita rasa asli Nusantara, karena meyakini bahwa Indonesia adalah salah satu jawara kopi dunia. Lebih dari sekadar bisnis, Irvan dan Agam ingin para penikmat kopi di Tanah Air menyadari bahwa kualitas kopi Indonesia tak kalah dengan kopi buatan luar negeri.
Seiring waktu, Anomali Coffee semakin digemari dan menjadi spot favorit para pecinta kopi. Popularitasnya terus meningkat hingga akhirnya mampu melebarkan sayap dengan sebelas gerai yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Dari yang awalnya hanya sebuah kedai kecil, kini Anomali telah berkembang menjadi penyuplai biji kopi untuk berbagai kedai kopi di Tanah Air.
Tak hanya itu, Anomali juga menyediakan mesin pembuat kopi berkualitas premium dan membuka kelas akademi barista profesional untuk melahirkan para peracik kopi andal. Berkat konsistensi dan inovasi yang terus dilakukan, Anomali Coffee sukses meraih omzet hingga ratusan juta rupiah.
Rambah Bisnis Coklat
Pada tahun 2009, ketika Irvan semakin sering mengunjungi ladang kopi untuk mencari bahan baku, ia bersama sang kakak menyadari keberadaan pohon kakao di sepanjang perjalanan. Dari sinilah muncul ide baru untuk mengombinasikan kopi dan cokelat dalam bisnis mereka, memperkaya variasi produk Anomali Coffee yang kini memiliki banyak cabang.
Selain sukses dengan Anomali Coffee, Irvan Helmi bersama sang kakak, Tissa Aunilla, mendirikan Pipiltin Cocoa pada Maret 2013. Kedai cokelat premium ini berfokus pada cokelat lokal yang diolah dari perkebunan kakao organik berkualitas di Indonesia.
Baca Juga: Kisah Pendirian Jago Coffee: Brand Kopi Ikonik dengan Gaya Pemasaran Unik
Sebelum meluncurkan Pipiltin Cocoa, Irvan dan Tissa menghabiskan tiga tahun untuk riset mendalam mengenai karakter biji kakao Nusantara. Mereka juga berupaya mengenalkan manfaat mengonsumsi cokelat asli kepada masyarakat.
Lebih dari sekadar bisnis, Pipiltin Cocoa lahir dengan visi besar, yakni mengangkat kualitas dan potensi biji kakao Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.