Pada triwulan ketiga tahun 2024, Smartfren kembali memperlihatkan kinerjanya pasca-merger dengan XL Axiata. Dalam laporan hasil kinerja publik terbaru, Smartfren mencatatkan pencapaian yang signifikan dengan total 36 juta pelanggan aktif, dengan 46.000 BTS di area-area seluruh Indonesia.
Dalam hal ini, Merza Fachys, Presiden Direktur Smartfren memaparkan, Smartfren telah melayani seluruh masyarakat, dengan sekitar 288 kota dan melayani kurang lebih 80 persen penduduk Indonesia. Jadi secara jaringan saat ini Smartfren telah berada di 80 persen penduduk Indonesia dengan izin jaringan bergerak seluler maupun jaringan tetap dan juga PoP dan ISP.
“Inilah kira-kira secara garis besar apa yang kita capai sampai dengan akhir triwulan 3 yang lalu. Nah secara garis besar gambaran perkembangan atau tren dari tahun ke tahun jumlah pelanggan kita meningkat kalau tahun 2020 masih sekitar 27,9, maka pada akhir triwulan 3 2024 maka kita menginjak antara sekitar 36 juta pelanggan,” ujar Merza Fachys dalam paparan publik kinerja Smartfren yang diselenggarakan di Gedung Smartfre Sabang, Conference Room pada Jumat (20/12/2024).
Baca Juga: Serba-serbi Merger XL Axiata dan Smartfren Senilai Rp104 Triliun
Selama triwulan ini, Smartfren mengandalkan berbagai inisiatif, termasuk memperluas jangkauan jaringan, memperkenalkan produk dan layanan baru, serta meningkatkan kualitas layanan pelanggan, yang berkontribusi pada kenaikan jumlah pelanggan.
Ia kembali menambahkan.”Kemudian secara pendapatan memang kalau kita lihat ada penurunan kurang lebih menjadi Rp8,5 triliun namun ini adalah pencapaian trimbulan 3 yang lalu. EBITDA kita mencapai EBITDA margin kita 42,7 persen atau pada angka Rp3,6 triliun dan secara laba rugi kita membutuhkan kerugian kurang lebih Rp1 triliun. Ini kira-kira angka yang kita butuhkan sampai dengan triwulan 3 2024 yang lalu.”
Maka dari itu, perlu diketahui, di bulan akhir ini pada tanggal 11 Desember 2024, untuk memperkuat kinerja perusahaan, Smartfren dan XL Axiata telah bergabung lebih lanjut dalam satu kesatuan yang dikenal dengan nama XL Smart. Langkah ini diambil untuk menciptakan sebuah entitas yang lebih kuat dan terintegrasi, yang bisa lebih bersaing di pasar telekomunikasi Indonesia.
“Hal ini dilakukan juga untuk memajukan astacita dari Kabinet Indonesia Maju, yaitu dengan berfokus pada pertumbuhan ekonomi digital dan peningkatan penetrasi internet di seluruh wilayah di Indonesia. Dilakukannya marger antara Smartfren dan XL Axiata memungkinkan perusahaan untuk memanfaatkan sumber daya yang lebih besar, seperti infrastruktur dan teknologi yang lebih canggih, sehingga mampu memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin berkembang di era digital ini,” tutup Merza.