Bank DKI resmi mengakui adanya kebocoran dana yang terjadi pada akhir Maret 2025, dengan total kerugian diperkirakan mencapai kurang dari Rp100 miliar. Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto Widodo, menyebut insiden ini sebagai hasil dari "peretasan internal" yang melibatkan kerja sama antara pihak ketiga dan oknum internal bank.

Diketahui, ini merupakan ketiga kalinya Bank DKI mengalami gangguan sistem serupa, yang menimbulkan kecurigaan terhadap potensi kebocoran data dan aliran dana mencurigakan.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang kebocoran dana yang terjadi pada Bank DKI, mari kita ulas melalui data-data berikut ini yang telah Olenka rangkum dari berbagai sumber pada Kamis (17/04/2025):

Kronologi Kejadian

Insiden dimulai pada 29 Maret 2025, tepat saat malam takbiran Idulfitri, ketika nasabah mulai mengeluhkan tidak dapat melakukan transaksi digital melalui aplikasi JakOne Mobile. Beberapa nasabah juga mengalami kegagalan transaksi di ATM jaringan lain serta kesulitan melakukan transfer antar bank.

Baca Juga: Bank DKI Sampaikan Progres Perbaikan Sistem Layanan Transfer Antar-Bank

Dalam dua hari berikutnya, layanan digital Bank DKI praktis lumpuh total. Fitur penting, seperti QRIS, transfer antarbank, dan pembayaran melalui kanal digital mengalami gangguan serius. Banyak nasabah melaporkan kegagalan transaksi berulang kali, namun tidak ada penjelasan resmi dari pihak bank saat itu.

Kemudian, pada awal April, internal Bank DKI menemukan indikasi aktivitas tidak wajar dalam sistem keuangan mereka. Setelah dilakukan penelusuran mendalam, ditemukan bahwa telah terjadi kebocoran dana melalui eksploitasi sistem perbankan internal, bukan melalui serangan siber eksternal.

Seiring berjalannya waktu, Bank DKI mulai melakukan pemulihan sistem. Pada 7 April 2025, layanan ATM dan kantor cabang kembali beroperasi normal. Namun, layanan digital masih belum sepenuhnya pulih, terutama fitur transfer antarbank dan QRIS.

Baca Juga: Kadin Imbau Nasabah Bank DKI Tak Terprovokasi Kosongkan Rekening

Akibat kejadian ini, Pj Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, memberhentikan Amirul Wicaksono dari jabatannya sebagai Direktur IT Bank DKI. Pencopotan ini dilakukan karena insiden ini merupakan gangguan sistem ketiga yang terjadi dalam waktu singkat.

“Tiga kali gangguan berturut-turut adalah sesuatu yang tidak bisa ditoleransi. Ini jelas ada masalah mendasar, bukan sekadar error biasa,” kata Pramono dalam pernyataan resminya.

Selang beberapa hari, Direktur Utama Bank DKI, Agus Haryoto Widodo, akhirnya memberikan pernyataan resmi dan menjelaskan bahwa kejadian tersebut adalah hasil peretasan internal.

“Kami menduga ada pihak ketiga yang bekerja sama dengan oknum internal untuk menyalahgunakan akses sistem kami. Ini bukan serangan dari luar, tapi dari dalam,” ujar Agus dalam konferensi pers.

Baca Juga: Minta Nasabah Bank DKI Tak Khawatir Legislator: Dana 100 Persen Aman

Kerugian dan Dampaknya

Menurut penjelasan Dirut Agus Haryoto, total kebocoran dana diperkirakan kurang dari Rp100 miliar. Dana yang bocor tersebut bukan milik nasabah, melainkan dana internal milik Bank DKI sendiri.

“Ini murni menyangkut dana kami, bukan dana nasabah. Kami pastikan dana nasabah tetap aman,” tambah Agus.

Kendati demikian, belum ada konfirmasi berapa jumlah orang atau entitas yang terlibat, namun kasus ini sudah dilaporkan ke Bareskrim Polri dan dalam proses penyelidikan.

Bank DKI juga menunjuk auditor independen internasional untuk melakukan audit forensik atas kejadian ini.

Baca Juga: Pastikan Data dan Dana Nasabah Aman, Bank DKI: Kami Berkomitmen Memberikan Layanan Terbaik

Pihak kepolisian belum mengumumkan nama tersangka, namun penyelidikan dikabarkan mengarah pada manipulasi sistem dari sisi internal.

“Dana masyarakat aman. Ini adalah kerugian di sisi bank. Kami berkomitmen untuk menuntaskan kasus ini dan memperkuat sistem kami,” tambah Agus.

Langkah Tindak Lanjut

Bank DKI langsung mengambil tindakan cepat dengan melaporkan kasus ini ke Bareskrim Polri, dan menggandeng lembaga audit forensik independen untuk menelusuri jejak digital dan memperbaiki sistem keamanan.

Selain itu, pencopotan jabatan Direktur IT Bank DKI, Amirul Wicaksono oleh Pj Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, pada 8 April 2025 juga menjadi salah satu tindak lanjut dan tanggung jawab yang dilakukan oleh Bank DKI.

Baca Juga: Transaksi Antarbank Lewat ATM Bank DKI Kembali Aktif

Layanan Mulai Pulih

Gangguan yang sempat membuat layanan digital terganggu, seperti transfer antar bank, transaksi QRIS, dan layanan ATM jaringan lain, kini telah mulai normal. Layanan ATM dan kantor cabang telah pulih sejak 7 April 2025, meskipun aplikasi JakOne Mobile masih dalam proses pemulihan penuh.

Menurut rilis resmi Bank DKI, fitur-fitur, seperti transfer antar bank pada JakOne Mobile masih dalam proses optimalisasi. Fitur lainnya tetap bisa digunakan.

Oleh karena kejadian ini, kebocoran dana yang dialami Bank DKI menjadi peringatan keras bagi sistem keamanan siber perbankan nasional. Walaupun dana nasabah tetap aman, insiden ini menunjukkan pentingnya penguatan pengawasan internal serta integritas SDM dan teknologi.