Industri otomotif dalam negeri dihadapkan dengan sejumlah tantangan, sejalan dengan stagnasi ekonomi global. Hal itu pun berdampak pada penjualan ritel mobil baru yang mengalami penurunan sebesar 15% yoy menjadi 432 ribu unit selama semester pertama 2024. Sementara itu, penjualan sepeda motor baru relatif stabil, yaitu sebesar 3 juta unit.

Presiden Direktur Adira Finance, Dewa Made Susila, mengatakan, tantangan tersebut juga tampak dari kinerja pembiayaan baru Adira Finance selama paruh pertama tahun 2024 yang turun sebesar 2% menjadi Rp20 triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Baca Juga: Indika Energy Catatkan Laba Bersih US$21,0 Juta di Semester I/2024

"Sementara itu, piutang pembiayaan yang dikelola Perusahaan (termasuk pembiayaan bersama) mengalami pertumbuhan sebesar 15% yoy menjadi Rp58,4 triliun," jelas Dewa Made, dikutip Selasa (6/8/2024).

Sepanjang semester pertama tahun 2024, Adira Finance mencatat pertumbuhan pembiayaan baru di segmen non-otomotif sebesar 21% yoy, mencapai Rp4,6 triliun. Pembiayaan multiguna berkontribusi terbesar dalam pembiayaan non-otomotif perusahaan.

Selain itu, pembiayaan baru di segmen syariah tercatat sebesar Rp4,3 triliun atau mewakili 22% dari total pembiayaan baru. Untuk dapat mendorong pertumbuhan pembiayaan syariah, Adira Finance akan terus melakukan kegiatan pemasaran, ekspansi dari kanal-kanal penjualan di komunitas syariah, serta memaksimalkan penjualan produk syariah khususnya non-otomotif seperti produk AMANAH (Adira Multi Dana Syariah).

Di sisi lain, pembiayaan kendaraan listrik Adira Finance selama 6 bulan pertama tahun 2024 meningkat signifikan, mencapai Rp178 miliar.

"Dari sisi keuangan, perusahaan membukukan total pendapatan mencapai Rp5,0 triliun, naik 11% dibandingkan periode sama tahun lalu. Sementara itu, total beban meningkat sebesar 16% yoy menjadi Rp4,0 triliun di Semester I-2024," terang Sylvanus Gani Kukuh Mendrofa, Direktur Keuangan Adira Finance.

Peningkatan pada beban, jelas Sylvanus, disebabkan naiknya biaya pendanaan perusahaan seiring dengan peningkatan suku bunga. Laba bersih Adira Finance setelah pajak dibukukan sebesar Rp765 miliar atau mengalami penurunan sebesar 7% yoy. Sementara, Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE) masing-masing tercatat sebesar 6,1% dan 14,2% di Semester I/2024.

Dari sisi pendanaan, Adira Finance terus melakukan diversifikasi sumber pendanaan baik melalui dukungan berkelanjutan dari pembiayaan bersama dengan perusahaan induknya, Bank Danamon, dan memperoleh pinjaman eksternal dari bank (baik bank dalam negeri maupun luar negeri) dan pasar modal (obligasi lokal dan sukuk mudharabah). Per posisi Juni 2024, Pembiayaan Bersama mewakili 47% dari piutang yang dikelola. 

Sementara itu, total pinjaman pada Juni 2024 meningkat sebesar 44% yoy menjadi Rp21,5 triliun, terdiri dari pinjaman bank (dalam negeri dan luar negeri) dan obligasi & sukuk masing-masing berkontribusi 64%:36%. Hasilnya, gearing ratio sebesar 2,2 kali pada Juni 2024.