Penyakit kulit yang berhubungan dengan stres
Stres memperburuk dermatitis atopik dan eksim lainnya dengan mengganggu fungsi penghalang kulit dan memicu respons imun. Adapun, beberapa penyakit kulit yang berhubungan dengan stres, diantaranya:
- Psoriasis: Stres merupakan kontributor utama yang menyebabkan psoriasis kambuh karena memicu jalur inflamasi
- Urtikaria: Stres dapat menyebabkan gatal-gatal karena memicu degranulasi sel mast
- Jerawat: Stres berkontribusi terhadap kambuhnya jerawat dengan menyebabkan fluktuasi hormonal yang meningkatkan produksi minyak dan peradangan
- Rosacea: Pemicu rosacea yang terkenal adalah stres. Stres dapat menyebabkan kambuhnya jerawat dengan meningkatnya sensitivitas dan kemerahan pada kulit.
Stres dan penuaan kulit
Stres kronis mempercepat penuaan kulit dengan menyebabkan kerusakan kolagen dan elastin yang menyebabkan munculnya kerutan dan kulit kendur.
Pemendekan telomer, tanda penuaan internal sangat terkait dengan stres. Stres menyebabkan peradangan yang juga mempercepat kematian sel dan penuaan.
Mengelola stres untuk kesehatan kulit yang lebih baik
Latihan aerobik, yoga, dan meditasi dapat membantu mengurangi stres dan memperbaiki penyakit kulit. Pola makan yang kaya antioksidan dan tidur teratur mendukung kulit melawan kerusakan akibat stres.
Pelembap yang mengandung ceramide, antioksidan topikal, dan perawatan yang menargetkan peradangan dapat mengurangi efek stres pada kulit.
Hubungan rumit antara stres dan kesehatan dermatologis menyoroti perlunya pendekatan holistik terhadap perawatan kulit. Menggabungkan strategi manajemen stres ke dalam rutinitas perawatan kulit tidak hanya dapat memperbaiki penyakit tetapi juga memperlambat proses penuaan kulit.
Baca Juga: Pecinta K-Beauty Merapat! Brand Perawatan Kulit Vegan Melixir Hadir di Sephora Indonesia