Peningkatan jumlah wisatawan di destinasi wisata Indonesia perlu dibarengi dengan perubahan marketing yang mengarah ke digital. Survei menunjukkan bahwa 87% konsumen Indonesia lebih percaya pada rekomendasi dari influencer atau selebriti dibandingkan iklan tradisional.
Antoine Gross, General Manager impact.com untuk Asia Tenggara dan India, mengatakan bahwa keadaan ini memaksa para pelaku usaha di industri pariwisata untuk mengevaluasi kembali strategi pemasaran mereka.
Baca Juga: Tips Jitu Memilih Influencer yang Tepat Sebagai Strategi Pemasaran Bisnis, Ini Kata Expert
"Di Indonesia, khususnya di sektor pariwisata, pemasaran influencer memiliki daya tarik yang besar dan menunjukkan potensi yang menjanjikan di masa depan. Hal ini dibuktikan dengan 18% konsumen Indonesia yang menjadikan rekomendasi influencer sebagai acuan dalam mengambil keputusan pembelian terkait perjalanan," jelasnya, dikutip Kamis (6/6/2024).
Popularitas pemasaran influencer ini juga tercermin dalam proyeksi pengeluaran iklan di pasar Periklanan Influencer Indonesia yang diprediksi mencapai US$225 juta pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan kepercayaan besar para pelaku usaha terhadap efektivitas pemasaran influencer dalam menjangkau target pasar yang tepat dan mendorong konversi penjualan.
Antoine menjelaskan, keunggulan utama influencer perjalanan terletak pada kemampuan mereka dalam menjalin hubungan yang kuat dengan pengikutnya. Berbeda dengan iklan tradisional yang sering kali terasa impersonal, influencer perjalanan menghadirkan rekomendasi berdasarkan pengalaman nyata, dilengkapi dengan visual yang menarik dan cerita yang memikat. Hal ini membuat destinasi impian terasa lebih mudah dijangkau dan membangkitkan rasa ingin tahu para pengikut.
Memilih Influencer yang Tepat untuk Kampanye: Nano vs Mega Influencer
Pemasaran influencer menawarkan berbagai manfaat bagi brand, mulai dari meningkatkan awareness hingga mendorong konversi. Namun, memilih influencer yang tepat adalah kuncinya. Baik nano influencer maupun mega influencer memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Nano influencer memiliki jangkauan yang lebih kecil dengan engagement yang lebih tinggi. Sementara, mega influencer memiliki jangkauan yang luas dengan engagement yang lebih rendah. Pemilihan influencer yang tepat tergantung pada tujuan kampanye. Jika brand ingin meningkatkan awareness, mega influencer mungkin pilihan yang tepat. Namun, jika ingin mendorong konversi, nano influencer mungkin lebih efektif.
Manfaatkan Kekuatan Mega Influencer untuk Meningkatkan Kesadaran Brand
Mega influencer, seperti selebritas dan figur publik dengan pengikut yang banyak, memiliki kekuatan untuk menjangkau audiens yang besar dan meningkatkan visibilitas brand. Hal ini menjadikan mereka ideal untuk strategi marketing yang fokus pada peningkatan awareness brand.
Data menunjukkan bahwa mega influencer memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen Indonesia. Faktanya, 73% konsumen Indonesia menyatakan bahwa mega influencer lebih berpengaruh dibandingkan selebriti tradisional. Brand pariwisata dapat memanfaatkan kekuatan mega influencer untuk membuat konten menarik yang menginspirasi audiens dan meningkatkan minat terhadap destinasi atau pengalaman wisata tertentu.