Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui jika dirinya harus irit dan berhati-hati dalam berbicara lantara dirinya pernah menjadi pemimpin di Indonesia.

Bahkan, dirinya mengaku terganggu dengan kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait tarif pajak Indonesia sebesar 32%.

"Di tengah malam saya memanggil staf saya, coba saya ingin menulis sesuatu. Tidak akan saya lepas dalam bentuk tweet, karena saya tahu sebagai seorang yang pernah memimpin negeri ini, saya harus hemat bicara dan berhati-hati dalam bicara," ujarnya dalam Panel Discussion yang digelar The Yudhoyono Institute, Minggu (13/4) kemarin. 

Baca Juga: Menterinya Prabowo Sowan ke Jokowi, Demokrat: Banyak Juga Kok yang Sering ke Rumah SBY

Baca Juga: Keputusan Prabowo Hadapi Kebijakan Trump Dijempoli SBY

Baca Juga: Aksi Prabowo Hadapi Perang Dagang Dinilai SBY: Sudah di Jalur yang Tepat

Sontak saja, pernyataan tersebut langsung disambar Pengamat politik Eko Kuntadhi.

Ia pun langsung mengapresiasi pernyataan sikap SBY yang menekankan bahwa mantan presiden sebaiknya lebih hemat bicara di ruang publik.

"Kata Pak SBY, mantan pemimpin negara perlu hemat bicara sebagai bagian dari etika," cuitnya dalam akun X pribadinya@ekokuntadhi1, dilihat Senin (14/4/2025).

Selain itu, ia menilai jika sebagian besar mantan presiden Indonesia telah menunjukkan sikap tersebut. Seperti Megawati Soekarnoputri dan SBY yang dinilai menjaga etika dengan tidak terlalu sering tampil di hadapan publik.

"Iya, sih. Ada beberapa mantan Presiden kita yang masih ada. Bu Mega dan Pak SBY relatif jarang ngomong. Tampil ke publik paling sesekali. Mungkin karena mereka menjaga etika," tambahnya.