Dosen kebijakan kesehatan Pascasarjana Universitas Yarsi, Dicky Budiman meminta pemerintah mengevaluasi Program Makan Bergizi yang menjadi salah satu program andalan Presiden Prabowo. 

Bukan tanpa alasan, upaya mendorong evaluasi program ini dilatarbelakangi sederet kasus yang terjadi dalam implementasi program MBG, salah satunya adalah kasus keracunan yang dialami siswa di sejumlah sekolah di berbagai daerah. 

Baca Juga: Anak Buah Megawati Didepak Prabowo, PDI-P Merespons

Menurut Dicky ada beberapa hal yang perlu dievaluasi seperti tata kelola dan akuntabilitas, rantai dingin dan kontrol waktu. Salah satu faktor yang wajib diperhatikan adalah kapabilitas dapur dan sumber daya manusia.

Tak hanya itu, tata cara penyimpanan makanan juga menjadi perhatian khusus agar tetap higienis. Makanan panas kata Dicky harus disimpan minimal 60 derajat celcius, makanan dingin maksimal 5 derajat celcius dan penyajian tidak lebih dari empat jam.

"Ini harus ada bukti kepatuhan, harus dipatuhi. Karena kalau tidak ya kejadian luar biasa akan terjadi, terus keracunan," kata Dicky dilansir Jumat (19/9/2025). 

Terkait menu dan formulasi gizi. Dicky mengatakan harus ada desain menu dengan resiko rendah, khususnya untuk sekolah dengan rute jauh dari SPPG.

"Misalnya kurangi lauk berkuah santan. Kemudian tumisan basah dan salad mentah harus. Pilih yang karbo kering, lauknya masak matang, buah utuh," ujar Epidemiolog ini.

Selanjutnya terkait pengadaan dan integritas dan surveillance serta respon kejadian luar biasa (KLB) serta terakhir monitoring dan transparansi publik.

"Masalah utama itu bukan pada konsep makan bergizinya. Tapi pada execution risk-nya. Jadi titik rawannya itu bahaya waktunya, suhunya, kapasitas dapur, SOP yang longgar, logistik yang panjang, dan pengawasan yang lemah," kata Dicky.

Ia menilai model dapur terpusat atau Sentra Penyediaan Pangan Gizi (SPPG) dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) masih relevan, namun harus dijalankan dengan syarat ketat. Ia menekankan perlunya onsite finishing di sekolah.

Baca Juga: Menteri Purbaya: Saya Paksa dan Monitor Belanja Daerah, Jangan Terlambat Seperti Sebelum-sebelumnya!

"Jadi makanan datang dipanaskan ulang lebih dari 74 derajat celcius. Holding panas jangan lebih dari dua jam. Dengan rute maksimal jangan lebih dari 1,5 jam sejak keluar dari dapur," ujarnya.

"Kalau risikonya tidak dimitigasi, bisa terjadi lonjakan KLB (kejadian luar biasa) saat cuaca panas atau kemacetan pengiriman," imbuh dia.