Nama Laksamana Madya TNI (Purn.) Dr. Didit Herdiawan Ashaf, M.P.A., M.B.A. bukanlah sosok asing di dunia militer maupun birokrasi Indonesia. Pria kelahiran Surabaya, 13 September 1961 ini dikenal sebagai perwira tinggi Angkatan Laut yang menorehkan rekam jejak panjang sebelum akhirnya beralih ke dunia pemerintahan.
Saat ini, ia menjabat sebagai Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan sekaligus baru saja dipercaya Presiden Prabowo Subianto menjadi Kepala Badan Otorita Pengelola Pantai Utara Jawa (Pantura) pada Senin, 25 Agustus 2025 lalu.
Didit ditugaskan mengawal proyek besar Giant Sea Wall, tanggul laut raksasa yang membentang dari Banten hingga Gresik untuk melindungi pesisir utara Jawa dari ancaman rob dan dampak perubahan iklim ekstrem.
Dan dikutip dari berbagai sumber, Rabu (27/8/2025), berikut Olenka ulas profil singkat Didit Herdiawan Ashaf.
Latar Belakang dan Pendidikan
Dikutip dari Tirto.id, Didit menempuh pendidikan menengah di SMA Negeri 3 Teladan Jakarta (1976–1980) sebelum masuk Akademi Angkatan Laut (AAL) dan lulus sebagai perwira dengan pangkat Letnan Dua pada 1984.
Seiring kariernya, ia melengkapi diri dengan berbagai pendidikan militer dalam dan luar negeri, di antaranya Diklapa II/Koum Angkatan 8 (1994), Joint Service Command and Staff College, King’s College University, UK (1998), Planning of War Officer Course, Italia (2002), Sesko TNI Angkatan 30 (2003), dan Lemhannas RI PPSA Angkatan 17 (2011).
Tak hanya di bidang militer, Didit juga menekuni akademik sipil. Ia menyandang Master of Public Administration, Master of Business Administration, dan gelar Doktor dari Institut Pertanian Bogor (IPB). Disertasinya sendiri berjudul “Industri Maritim dan Peranannya terhadap Distribusi Pangan di Wilayah Terpencil dalam Rangka Memperkokoh Ketahanan Pangan Nasional.”
Rekam Jejak Karier Militer
Sejak berdinas di KRI Ngurah Rai-344 sebagai Perwira Divisi AKS, karier Didit terus menanjak. Ia pernah menjabat Palaksa di KRI Lambung Mangkurat-374 (1996), Komandan KRI Nuku-373 (2000), hingga menjadi Ajudan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (2004–2009).
Dikutip dari Detik.com, jabatan strategis lain yang pernah diembannya antara lain Kepala Staf Koarmabar (2010), Panglima Komando Lintas Laut Militer (2010–2011), Wakil Kepala Staf TNI AL (2014), dan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI (2015–2019).
Pada 2019, Didit menutup karier militernya sebagai Inspektur Jenderal Kementerian Pertahanan, sebelum akhirnya pensiun dengan pangkat Laksamana Madya TNI.
Transisi ke Birokrasi
Purna tugas dari militer tak membuat Didit berhenti mengabdi. Ia dipercaya Menteri Pertahanan saat itu, Prabowo Subianto, sebagai Asisten Khusus Bidang Matra Laut (2019–2024).
Atas kinerja dan pengalamannya, ketika Prabowo menjabat Presiden pada 2024, Didit pun dilantik sebagai Wakil Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Merah Putih.
Kini, setahun berselang, ia kembali mendapat amanah strategis memimpin Badan Otorita Pantura, lembaga baru yang mengurusi proyek tanggul laut dan pengelolaan kawasan pesisir utara Jawa.
Baca Juga: Pembentukan Badan Otorita Pantura dan Ambisi Besar Prabowo Realisasikan Proyek Tanggul Laut