Mulanya, Rio tak merasa aneh hingga menjalani hari-hari seperti anak normal pada umumnya. Tibalah saat ia ingin masuk kuliah Desain Grafis di Universitas Trisakti dan menjalani tes buta warna. Saat itulah, ia sadar jika memang mengalami buta warna parsial.
Menjadi aktor kenamaan, kehidupan pribadi Rio Dewanto tentu tak luput dari sorotan. Ia resmi menikahi aktris yang tak lain putri dari Ratna Sarumpaet, Atiqah Hasiholan. Dari pernikahannya yang berlangsung Agustus 2013 itu, keduanya dikaruniai seorang putri bernama Salma Jihane Putri Dewanto.
Perjalanan Karier Rio Dewanto
Rio Dewanto mulai dikenal luas berkat perannya dalam sejumlah FTV dan judul sinetron. Namanya mulai melambung kala membintangi judul sinetron Cucu Menantu yang tayang pada 2008 dan berperan sebagai Bagas.
Setelahnya, ia mendapat banyak tawaran dalam serial televisi lainnya. Mulai dari Kasih dan Amara (2009); Love in Paris dua musim (2012-2013); Salon CiMey (2014); Tetangga masa Gitu? (2014-2015); hingga Kelas Internasional (2016).
Sementara di dunia film, Rio Dewanto memulai debutnya lewat film Pintu Terlarang yang tayang pada 2009. Setelah itu, namanya semakin dikenal melalui berbagai proyek film populer, seperti Arisan! 2 (2011), Modus Anomali (2012), hingga film internasional Java Heat (2013).
Kariernya makin melejit saat ia memerankan Jody dalam Filosofi Kopi (2015) yang kemudian berlanjut ke Filosofi Kopi 2 (2017) dan Ben & Jody (2022).
Baca Juga: Dulu Kerja di Asuransi, Kini Jadi Aktor Ternama! Ini Dia Perjalanan Karier Tora Sudiro
Rio juga tampil kuat dalam sejumlah film drama dan action lainnya, seperti Surat dari Praha (2016), Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (2020) sebagai Angkasa, Sewu Dino (2023), hingga 13 Bom di Jakarta (2023).
Tahun 2025 menjadi salah satu tahun paling sibuk bagi Rio Dewanto. Sejumlah film terbaru siap tayang hingga awal 2026, menunjukkan betapa fleksibelnya Rio dalam membawakan berbagai genre, mulai dari aksi, horor, thriller, hingga drama keluarga.
Ia membuka akhir tahun dengan Keadilan: The Verdict, film kolaborasi Indonesia–Korea di mana ia berperan sebagai Raka, pria yang menuntut keadilan atas kematian istrinya. Disusul kemudian oleh Legenda Kelam Malin Kundang, versi gelap dari dongeng klasik Minangkabau yang menampilkan Rio sebagai Alif, seniman yang dihantui misteri masa lalu.