Nama Angela Tanoesoedibjo telah lama mengemuka di panggung nasional. Kiprah putri sulung pengusaha media, Hary Tanoesoedibjo, ini melintasi tiga dunia sekaligus, yakni media, pemerintahan, dan politik, yang menjadikannya salah satu figur perempuan paling berpengaruh di Indonesia saat ini.

Setelah menuntaskan tugas sebagai Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI periode 2019–2024, Angela kembali menegaskan eksistensinya di dunia korporasi dengan menjabat sebagai CEO iNews Media Group, sembari mengemban berbagai posisi strategis di lingkungan MNC Group.

Di balik deretan jabatan prestisius tersebut tersimpan perjalanan panjang yang membentuk Angela menjadi sosok pemimpin perempuan modern, berbekal pendidikan internasional, pengalaman dari akar bisnis media, hingga kepercayaan negara untuk mengemban amanah di pemerintahan dan kini menjabat sebagai Ketua Umum Partai Perindo.

Lantas, seperti apa sebenarnya sosok Angela Tanoesoedibjo? Berikut ulasan Olenka mengenai profil dan kiprah Angela Tanoesoedibjo, yang dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (/12/2025).

Latar Belakang dan Kehidupan Pribadi

Angela merupakan putri sulung dari pengusaha nasional Hary Tanoesoedibjo, pendiri MNC Group, dan Liliana Tanoesoedibjo. Pemilik nama lengkap Angela Herliani Tanoesoedibjo Ini pada lahir di Ottawa, Kanada, pada 23 April 1987.

Ia memiliki 4 saudara, yakni Valencia Herliani Tanoesoedibjo, Jessica Herliani Tanoesoedibjo, Clarissa Herliani Tanoesoedibjo, dan Warren Haryputra Tanoesoedibjo.

Lahir dari keluarga penguasa media, Angela tumbuh dalam lingkungan bisnis yang membentuk ketertarikannya pada dunia manajemen dan industri kreatif sejak usia muda.

Dikutip dari Inilah, Angela menikah dengan pengusaha Michael Dharmajaya pada 12 Desember 2012 di Bali. Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua anak, yakni Theodore Maximilian Dharmajaya yang lahir pada 2 September 2013 dan Madeline Dharmajaya yang lahir pada 11 Maret 2015.

Pendidikan

Dikutip dari laman MNC Group, latar belakang pendidikan Angela ditempuh di Australia. Ia meraih gelar Bachelor of Arts in Communication (Media Arts and Production) dari The University of Technology Sydney pada tahun 2008.

Dua tahun kemudian, ia melanjutkan studi dan memperoleh gelar Master of Commerce (Finance) dari The University of New South Wales, Australian School of Business pada tahun 2010. Bekal akademik di bidang komunikasi dan keuangan inilah yang kemudian menjadi fondasi kuat Angela dalam perjalanan kariernya di industri media dan korporasi.

Merintis Karier dari Bawah di Dunia Media

Meski merupakan putri seorang konglomerat media, Angela memulai kariernya dari level operasional. Pada 2008, bahkan sebelum menyelesaikan studi magisternya, ia menjadi salah satu pencetus sekaligus menjabat sebagai Editor in Chief HighEnd Magazine dan HighEnd Teen Magazine.Pada periode yang sama, ia juga mulai terlibat sebagai Director PT MNI Entertainment.

Tahun 2010, setelah lulus dari Universitas New South Wales, Angela bergabung dengan Media Nusantara Citra sebagai staf keuangan dan Corporate Finance & Business Development Associate.

Dikutip dari laman Kemenparekraf, kiprah awal ini menjadi titik penting yang membentuk pemahamannya terhadap bisnis media dari sisi finansial dan pengembangan usaha.

Kariernya pun terus menanjak. Pada 2012, Angela dipercaya menjadi Co-Managing Director MNC Channels. Dalam waktu satu setengah tahun, ia berhasil melahirkan lebih dari 10 saluran baru sekaligus melakukan rebranding sejumlah kanal lama. Prestasi tersebut mengantarkannya pada posisi yang lebih strategis di usia yang relatif sangat muda.

Mengangkat GTV dan Menyelamatkan RCTI

Dikutip dari Wikipedia, di pertengahan 2014, Angela ditunjuk sebagai Managing Director Global TV. Saat itu, performa Global TV berada di posisi bawah di antara televisi terestrial nasional. Di bawah kepemimpinannya, Global TV mengalami transformasi besar melalui program-program unggulan seperti Bedah Rumah dan Uang Kaget, sekaligus reposisi konten ke arah realitas, permainan, dan hiburan.

Transformasi tersebut mencapai puncaknya pada 2017 saat Global TV resmi berganti nama menjadi GTV. Hasilnya, GTV berhasil menembus jajaran lima besar stasiun televisi nasional.

Pada 31 Maret 2018, Angela mendapat penugasan tambahan sebagai Managing Director RCTI. Saat itu, RCTI tengah mengalami penurunan peringkat berdasarkan survei AC Nielsen. Angela kemudian memperkuat program unggulan seperti Indonesian Idol, Indonesian Idol Junior, dan MasterChef Indonesia, serta mengoptimalkan tayangan olahraga.

Upaya tersebut berkontribusi dalam mengembalikan posisi RCTI sebagai salah satu stasiun televisi teratas di Indonesia. Pada September 2019, ia turut berperan penting dalam peluncuran RCTI+, superapp berbasis AVOD milik MNC Group.

Baca Juga: Menghadapi Era Ketidakpastian, Angela Tanoesoedibjo Minta Anak Muda Fokus pada Soft Skill