Diabetes termasuk dalam kategori penyakit mematikan. Mereka yang tadinya  tampak sehat dan dapat beraktivitas bisa saja mengalami prediabetes atau kondisi gangguan kesehatan toleransi gula.

Head of Underwriting & New Business Document Imaging Management Sequis Life, dr. Fridolin Seto Pandu, mengingatkan bahwa prediabetes banyak terjadi pada usia produktif karena gaya hidup masyarakat modern cenderung tidak sehat, sedikit melakukan aktivitas fisik, dan jarang berolahraga.

Dalam laporan International Diabetes Federation (IDF) dalam Atlas edisi ke-10 tahun 2021 disebutkan bahwa kondisi prediabetes terjadi pada sekitar 541 juta orang dewasa di seluruh dunia. Angka ini bisa meningkat lagi menjadi 740 juta pada tahun 2045. 

Gangguan glukosa puasa berisiko berkembang menjadi diabetes tipe 2 jika organ pankreas tidak mampu menghasilkan insulin yang cukup atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif.  

Jika defisit insulin terjadi dalam waktu lama dan tidak melibatkan penanganan medis maka penyakit dapat menjadi kronis, yakni kerusakan pada banyak organ tubuh dan terjadi komplikasi penyakit terkait diabetes, seperti penyakit kardiovaskular, kerusakan saraf (neuropati), kerusakan ginjal (nefropati), gangguan penglihatan hingga kebutaan, dan amputasi pada tungkai bawah. Bahkan, mengancam jiwa.

“Siapa saja bisa memiliki faktor risiko terkena prediabetes. Untuk itu, lakukan deteksi dini dengan cara mengukur kadar gula darah. Bisa saja yang tadinya merasa sehat ternyata hasil tes toleransi gula darah menunjukkan hasil sebagai prediabetes, yakni antara 140 mg/dl sampai 200 mg/dl,” tutur dr. Fridolin Seto.

“Jika hasil tes menunjukkan lebih dari 200 mg/dl maka sudah didiagnosis diabetes. Jika sudah terkena diabetes, tidak dapat disembuhkan, tetapi jika dikelola dengan tepat maka komplikasi dapat ditunda bahkan dicegah,” sambung dr. Fridolin Seto. 

Lebih lanjut, dr. Fridolin pun mengajak pasien diabetes dan masyarakat menjalankan 4 tips berikut:  

1. Hidup Sehat Jadi Gaya Hidup

Penderita diabetes sebaiknya menjalankan gaya hidup sesuai panduan dari dokter yang merawat dan saran dari dokter gizi. Patuhi aturan dan pantangan atas makanan yang sehari-hari dikonsumsi. 

Secara umum, pasien diabetes sebaiknya membatasi porsi makan, konsumsi makanan berkalori rendah serta berserat tinggi, dan kurangi rasa agar lebih hambar.

Pasien diabetes juga dianjurkan tidak mengonsumsi alkohol karena dapat menyebabkan obat diabetes tidak berfungsi maksimal. Alkohol dapat menurunkan gula darah dan organ hati harus bekerja lebih keras menghilangkan alkohol dalam darah.

Salah satu gaya hidup sehat adalah berolahraga rutin. Latihan yang paling efektif bagi pasien diabetes adalah berjalan kaki, bersepeda ringan, senam diabetes, atau berenang.

Lakukan dengan rutin setiap hari akan membantu menjaga stamina tubuh dan kekuatan tulang, sirkulasi darah tetap lancar, menjaga fungsi jantung dan kapasitas paru. Dengan berolahraga teratur dan menjaga pola makan akan membantu mengurangi lemak tubuh.

Baca Juga: Tips Mengobati dan Mengelola Diabetes ala Sequis