Bicara obat herbal, masyarakat Indonesia tentu tidak asing dengan merek-merek seperti Tolak Angin, Kuku Bima Energi, Alang Sari Plus, hingga Kopi Jahe Sido Muncul. Merek-merek tersebut adalah sebagian merek obat herbal yang berhasil diluncurkan oleh perusahaan Sido Muncul.
Berawal dari perusahaan sederhana dengan nama Sido Muncul di tahun 1951 yang kemudian berbentuk CV pada tahun 1970, perjalanan Sido Muncul bermula dari usaha perah susu bernama Melkrey di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah puluhan tahun sebelumnya. Pasangan suami-istri yang membangun Sido Muncul adalah Siem Thiam Hie alias Rakhmat Sulistio (28 Januari 1897–12 April 1976) dan Go Djing Nio alias Sri Agustina (13 Agustus 1897–14 Februari 1983) yang lebih dikenal sebagai Nyonya Rakhmat Sulistio.
Baca Juga: Kisah Chairul Tanjung Dirikan CT Corp, Buah dari Kegigihan dan Kreativitas
Buka Usaha di Yogyakarta
Di tahun 1930, Rakhmat Sulistio dan istrinya merintis toko roti dengan nama Roti Muncul. Di tahun yang sama pula, Ny. Rakhmat Sulistio mulai meracik jamu masuk angin yang kini dikenal dengan nama Tolak Angin. Berbekal kemahiran meracik jamu ala Ny. Rakhmat, mereka akhirnya membuka usaha jamu di Yogyakarta pada tahun 1935.
Yogyakarta dipilih sebagai lokasi membangun bisnis jamu karena masih kuatnya budaya tradisional Jawa di daerah tersebut. Dengan begitu, keluarga Rakhmat Sulistio yakin bahwa masyarakat Yogyakarta terbiasa mengonsumsi jamu. Perkembangan selanjutnya, Tolak Angin dalam bentuk godokan mulai dipasarkan di tahun 1940.
Sayangnya, Serangan Umum 1 Maret 1949 terhadap Kota Yogyakarta membuat keadaan kota tak menentu. Demi keamanan, keluarga Rakhmat Sulistio kembali ke Semarang.
Lahirnya Sido Muncul
Guna meneruskan usaha jamunya, keluarga Rakhmat Sulistio resmi mendirikan perusahaan sederhana dengan nama Sido Muncul pada tahun 1951. Perusahaan yang berlokasi di Jalan Mlaten Trenggulun, Semarang tersebut menggunakan nama Sido Muncul yang memiliki arti ‘Impian yang Terwujud’.
Ketika bisnis semakin berkembang, Sido Muncul mulai memodernisasi pabriknya di tahun 1970. Di tahun yang sama, dibentuklah perusahaan CV Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul yang diubah menjadi PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul di tahun 1975. Transformasi Sido Muncul juga menandai perpindahan kepemimpinan Rakhmat Sulistio kepada sang anak, Desy Sulistio, beserta suaminya, Yahya Hidayat, sejak tahun 1970.
Perkembangan Sido Muncul
Sido Muncul berhasil membangun pabrik jamu modern dengan luas 30 hektare di Klepu, Kecamatan Bergas, Ungaran pada tahun 1997. Pembangunan pabrik tersebut ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Sri Sultan Hamengkubuwono X pada 21 Agustus 1997.
Pada 11 November 2000, Sido Muncul kembali meresmikan pabrik baru yang diresmikan oleh Menteri Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial Republik Indonesia kala itu, yakni Dr. dr. Achmad Sujudi MHA. Di saat yang bersamaan, Sido Muncul menerima dua sertifikat yang setara dengan farmasi, yaitu Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) dan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).
Di tahun 2004, Sido Muncul telah memproduksi lebih dari 250 jenis produk, termasuk Tolak Angin, Tolak Linu, Kuku Bima Energi, Alang Sari Plus, Kopi Jahe Sido Muncul, Kuku Bima Kopi Ginseng, Susu Jahe, Jamu Komplit, dan Kunyit Asam. Kini, Sido Muncul telah melahirkan lebih dari 300 produk dengan dukungan dari 4.000 lebih karyawan.