Setelah terjun ke lapangan kala itu, Wamendag Roro menemukan semangat dan pembelajaran baru untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat dengan turun langsung mendengarkan apa yang mereka butuhkan.
Kedekatan dengan masyarakat, menurut Roro, menjadi kunci dalam menjalankan tugas sebagai anggota DPR RI.
“Karena sebagai anggota DPR RI itu fokusnya kita tahu menyusun anggaran, kita menyusun kebijakan, dan kita mengawasi juga kinerja pemerintah. Nah maka kedekatan dengan masyarakat itu menjadi kunci,” tutur Wamendag Roro.
Bisa dikatakan, sejak kecil Wamendag Roro sudah terpanggil untuk memiliki empati terhadap masyarakat secara keseluruhan. Mengingat, latar belakang keluarganya yang juga keluarga politik, dan menjadi ‘privilege’ tersendiri bagi Roro bisa memiliki sensitivity terhadap masyarakat sejak usia belia.
Baca Juga: Top 10 Wanita Terkaya di Dunia Awal Tahun 2025
“Privilege yang saya maksud adalah saya selalu diajarkan untuk turun ke lapangan. Saya selalu diajarkan untuk melihat secara langsung permasalahan yang ada di lapangan. Untuk tahu kemudian bagaimana kita bisa berperan untuk melakukan sebuah perubahan,” cerita Wamendag Roro.
“Dan dengan pembelajaran itu, karena orang tua saya juga sering sekali mengajarkan saya seperti itu, akhirnya saya sedikit demi sedikit ya belajar berproses yang mungkin gak banyak orang juga tahu ataupun melihat proses itu,” tambahnya.
Diajarkan untuk turun ke lapangan dan melihat permasalahan langsung, membuatnya belajar berproses, meski banyak orang hanya melihat hasil akhirnya, seperti berhasil menduduki kursi DPR RI atau mendapat kepercayaan sebagai wakil menteri. Wamendag Roro menyadari bahwa di balik semua pencapaiannya saat ini ada proses yang tidak mudah.