Membaca merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi. Kemampuan membaca yang baik akan meningkatkan kemampuan literasi seseorang. Secara singkat, literasi dapat diartikan sebagai kemampuan individu dalam memahami informasi dan memanfaatkannya demi kepentingan hidupnya. Dengan begitu, membaca punya peran penting dalam meningkatkan skill (kemampuan) individu demi meningkatkan taraf hidupnya.

Salah satu faktor pendukung untuk membiasakan kegiatan membaca adalah adanya minat baca. Mengutip Laporan Akhir Kajian Kegemaran Membaca Masyarakat Indonesia (TGM) 2023 dari Perpustakaan Nasional (Perpusnas), minat baca (reading interest) adalah potensi untuk membaca secara sukarela. Minat baca berbeda dengan kebiasaan/gemar membaca (reading habits) dan berbeda pula dari budaya baca (reading culture). Jika kebiasaan atau gemar membaca adalah kegiatan membaca atau berinteraksi dengan bahan bacaan secara teratur atau berulang, budaya baca merupakan keadaan saat aktivitas membaca sudah menjadi kebutuhan hidup dan gaya hidup bagi seseorang, atau sekelompok orang.

Mengacu pada riset bertajuk World’s Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Sementara, menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang rajin membaca.

Namun, dalam hasil riset terbarunya pada 2023, Perpusnas membeberkan jika tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia sebesar 66,77 atau berada pada kategori "sedang". Nilai tingkat kegemaran membaca tahun 2023 ini meningkat sebesar 2,87 poin dari 63,90 di tahun 2022. Terdapat 3 provinsi yang memiliki rata-rata nilai tingkat kegemaran membaca melebihi nilai 70, yaitu (1) Provinsi D.I. Yogyakarta (73,27), (2) Provinsi Jawa Tengah (71,31), dan (3) Provinsi Jawa Barat (70,47).

Survei Kegemaran Membaca tahun 2023 tersebut dilaksanakan di 104 kabupaten/kota pada 36 provinsi dan melibatkan 11.683 responden dengan lima parameter: (1) Frekuensi membaca per minggu (kali); (2) Durasi/intensitas membaca dalam sehari (jam); (3) Banyaknya bacaan yang telah dibaca per tiga bulan; (4) Frekuensi akses internet per minggu; dan (5) Durasi/intensitas akses internet per hari (jam).

Minat Baca, Langkah Awal Jadikan SDM Unggul

Melihat hasil riset yang dijabarkan sebelumnya, minat baca di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Pasalnya, minat baca masyarakat akan berimplikasi pada kegemaran membaca dan dalam skala yang lebih luas bisa menjadi kebudayaan membaca. Dengan kebudayaan baca yang kuat, tingkat literasi masyarakat pun meningkat.

Literasi dianggap sebagai keterampilan kunci untuk masa depan karena kemampuan literasi yang baik memungkinkan seseorang untuk memahami, menganalisis, dan menggunakan informasi secara efektif. Kemampuan literasi juga menjadi kunci untuk sukses di berbagai bidang. Semakin baik kemampuan literasi seseorang, semakin besar peluang mereka untuk meraih kesuksesan di masa depan.

Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Muhammad Syarif Bando, menyebut bahwa literasi merupakan jalan utama guna mencerdaskan dan menyejahterakan anak bangsa, sekaligus mewujudkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul untuk kemajuan Indonesia. Kemampuan literasi, jelas Syarif, merupakan salah satu kontributor utama bagi pertumbuhan ekonomi. Individu dengan kemampuan literasi yang baik memiliki peluang besar untuk sukses di pasar kerja.

"Literasi adalah modal penting ketika memasuki persaingan global yang menjadikan manusia berfungsi maksimal dalam masyarakat. Kecakapan hidup bersumber dari kemampuan memecahkan masalah melalui kegiatan berpikir kritis. Kata kuncinya adalah sinergi," kata dia.

Dia menegaskan, peningkatan kemampuan literasi masyarakat perlu menjadi tugas bersama segenap lapisan masyarakat, tidak hanya dilaksanakan di institusi pemerintah dan pendidikan formal.

"Kemajuan infrastruktur dan teknologi 4.0 hendaknya sejalan dengan peningkatan SDM. Perpustakaan memainkan peran optimalisasi kapasitas SDM yang menjadi kunci Indonesia maju di masa depan. Alhasil, menciptakan SDM yang unggul, mandiri, dan berdaya saing di era global," ujarnya.

Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI, Mustafa Kamal, menyebut bahwa besar atau kecilnya produktivitas suatu bangsa dibuktikan dari keunggulan SDM-nya. "Seberapa kompetitifnya SDM amat berperan menentukan sejauh mana kemajuan bangsa dihasilkan. Budaya literasi memegang kunci penting pembangunan bisa berjalan," tegasnya.