Pengibaran bendera bulan bintang atau bendera Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di tengah upaya penanggulangan bencana yang melanda provinsi tersebut bikin geger publik. Video pengibaran bendera GAM itu sempat viral di media sosial dalam satu dua hari belakangan ini. 

Kabarnya, pengibaran bendera bulan bintang merupakan bentuk kekecewaan masyarakat terhadap sikap pemerintah dalam penanggulangan bencana Aceh yang dinilai lamban.

Baca Juga: Pertamina Drilling Keliling Gelar Layanan Kesehatan Bagi Korban Banjir Aceh Tamiang

Aksi iring-iringan sambil mengibarkan bendera GAM tersebut menuai beragam reaksi publik, banyak yang mengecam habis-habisan tindakan itu seraya mengutuk, namun segelintir orang justru memberi dukungan. 

Memburu Para Pelaku

Pengibaran bendera GAM di wilayah NKRI dianggap sebagai perbuatan tercela, aksi seperti tidak bisa dibiarkan begitu saja, sebab hal-hal kecil seperti itu bisa berdampak besar pada stabilitas nasional. Tentu saja masyarakat masih ingat betul soal pemberontakan GAM beberapa tahun silam, mereka ingin memisahkan diri dari Indonesia. 

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengatakan, pihaknya tidak bakal tinggal tinggal diam dengan aksi tersebut, kelompok pengibar bendera bulan bintang itu bakal diburu dan ditindak tegas sesuai peraturan yang berlaku.

"Saya harapkan tidak ada kelompok-kelompok yang memprovokasi yang mengganggu proses tersebut. Saya akan tindak tegas kalau ada kelompok-kelompok seperti itu," kata Agus di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (29/12/2025).

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen (Mar) Freddy Ardianzah mengatakan, pihaknya sudah mengambil langkah awal begitu mengetahui ada kelompok masyarakat yang mengibarkan bendera tersebut, namun langkah awal yang diambil adalah langkah persuasif dengan mengimbau agar aksi dihentikan dan bendera diserahkan.

Namun, imbauan itu tak diindahkan, sehingga aparat melakukan pembubaran dengan mengamankan bendera guna mencegah eskalasi situasi. Freddy menyebut setelahnya, salah satu pelaku kemudian diserahkan kepada pihak kepolisian untuk diproses sesuai hukum yang berlaku.

"Korlap aksi demo menyatakan bahwa kejadian tersebut hanya selisih paham dan sepakat berdamai dengan aparat. TNI menghimbau agar masyarakat tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum terverifikasi kebenarannya," ucap dia.

Respons Wagub Aceh 

Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah alias Dek Fadh menayangkan aksi pengibaran bendera GAM yang berujung ricuh tersebut. Politikus Gerindra itu meminta semua pihak menahan diri dan melakukan hal-hal provokatif yang justru menimbulkan masalah baru di tengah upaya penanggulangan bencana Aceh. 

Dia meminta seluruh pihak melakukan hal-hal yang  jauh lebih bermanfaat untuk kebaikan bersama. 

"Kepada semua pihak TNI, Polri, GAM dan masyarakat, kami Pemerintah Aceh sangat menyayangkan apa yang telah terjadi tadi malam di Aceh Utara. Mungkin peristiwa yang semalam terjadi di Aceh Utara mari kita akhiri sama-sama dengan kebaikan. Niat kita kebaikan semua adalah untuk membantu saudara-saudara kita yang mengalami bencana," kata Dek Fadh.

"Kami berharap kepada TNI, Polri, menahan diri arogansi di lapangan. Mari kita jaga kekompakan, kita bersatu padu untuk membantu saudara-saudara kita yang lagi mengalami bencana ini. Sekali lagi, saya mohon kepada seluruh masyarakat Aceh, kepada relawan yang saat ini telah membantu bersusah payah dalam bencana ini TNI, Polri, GAM, ayo semua kita jaga kekompakan," ucapnya. 

TNI Jangan Gunakan Kekerasan

Anggota Komisi I DPR, TB Hasanuddin mengatakan, pengibaran bendera GAM jelas ada pemicunya, masyarakat kata dia tak mungkin secara spontan melakukan hal itu tanpa penyebab yang jelas, dia mengatakan ini merupakan salah satu gejala sosial yang mesti disikapi dengan kebijaksanaan, untuk itu dia meminta aparat TNI tidak menggunakan cara kekerasan dalam merespons pengibaran bendera bulan bintang itu.

Baca Juga: Joko Widodo Dkk Kumpulkan Lebih dari 300 Citra Satelit Bantu Pemulihan Bencana Sumatra

"Pengibaran bendera GAM ini merupakan gejala sosial. Kita berharap penyelesaiannya tidak dilakukan dengan kekerasan, apalagi menggunakan senjata. Pendekatan yang tepat adalah dialog dan langkah persuasif dengan sebaik-baiknya," ujar dia.